Sampai Sebut Firaun-Kenapa Purbaya Tak Mau Cukai Rokok Bunuh Industri?

2 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku kaget saat mendengar besaran tarif cukai hasil tembakau (CHT). Saking terkejutnya, dia menyebut Firaun.

"Saya tanya, kan, cukai rokok gimana? Sekarang berapa rata-rata? 57%, wah tinggi amat, Firaun lu," kata Purbaya di kantornya, Jakarta, dikutip Sabtu (20/9/2025).

Dia mengakui, tingginya tarif CHT itu menekan sisi penerimaan negara, sebab saat tarif rendah ia diinformasikan bawahannya pendapatan negara cenderung lebih tinggi.

"Terus, kalau turun gimana? Ini bukan saya mau turunin, ya. cuma diskusi. Kalau turun gimana? Kalau turun makin banyak income-nya. Kenapa dinaikkan kalau gitu?" ungkap Purbaya.

Namun, ia menekankan, kebijakan tarif CHT yang tinggi selama ini diterapkan pemerintah di level tinggi merupakan langkah untuk mengendalikan konsumsinya.

"Rupanya, kebijakan itu bukan hanya income saja di belakangnya. Ada policy memang untuk mengecilkan konsumsi rokok. Jadi, kecil lah, otomatis industri-nya kecil, kan? Tenaga kerja di sana juga kecil. Oke, bagus. Ada WHO di belakangnya," tegas Purbaya.

Meski CHT dinilai tinggi, Purbaya menekankan industri rokok dalam negeri harus dijaga. Dia memastikan iklim usaha industri rokok terjaga supaya tak ada lagi pemutusan hubungan kerja bagi para pekerja di sektor industri hasil tembakau (IHT).

"Selama kita enggak bisa punya program yang bisa menyerap tenaga kerja yang nganggur, industri itu enggak boleh dibunuh," kata Purbaya.

Asal tahu saja, Firaun adalah sosok pemimpin Mesir. Diceritakan, Firaun adalah sosok pertama di bumi yang mengenalkan sistem pungutan negara kepada rakyat, alias pajak. Firaun menetapkan pajak tinggi jika ladang tersebut sangat produktif atau memiliki hasil panen melimpah. Sementara yang non-produktif dikenakan pajak lebih rendah. 

Purbaya mengakui, untuk menjaga sisi kesehatan masyarakat, tentu konsumsi rokok harus dibatasi. Namun, tidak melulu dengan kebijakan tarif yang tinggi melalui pengenaan cukai.

"Memang harus dibatasi yang rokok itu, paling enggak orang ngertilah...,harus ngerti risiko rokok itu seperti apa. Tapi enggak boleh dengan policy untuk membunuh industri rokok terusnya tenaga kerjanya dibiarkan tanpa kebijakan bantuan dari pemerintah," tegasnya.

"Itu kan kebijakan yang nggak bertanggung jawab, kan?" ungkap Purbaya.

Oleh sebab itu, untuk meramu secara konkret kebijakan cukai hasil tembakau (CHT) untuk 2026, Purbaya memastikan akan segera meninjau langsung kondisi industrinya dalam waktu dekat.

Selain itu, ia juga memastikan akan terus memberantas peredaran rokok ilegal, termasuk menegaskan kebijakan pelarangan peredaran rokok ilegal secara daring.

"Jadi saya akan ke Jawa Timur akan ngomong sama industri-nya, akan saya lihat seperti apa sih, turun apa enggak, kalau misalnya enggak turun tapi pasar mereka saya lindungi, dalam pengertian yang online-online yang putih, yang palsu itu saya larang di sana," ucap Purbaya.

"Karena enggak fair kan kita narik ratusan triliun pajak dari roko sementara mereka enggak kita lindungi marketnya, kita membunuh industrinya," tuturnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rokok Murah Banjiri RI, Dirjen Bea Cukai Blak-blakan Ungkap Fakta Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|