REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Warga Desa Banyusumurup, Imogiri, Bantul, kini dapat bernapas lega. Kelangkaan air bersih yang kerap menjadi masalah tahunan, terutama saat musim kemarau, mulai menemui titik terang.
Sebuah tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh dosen dari Universitas AKPRIND Indonesia membawa inovasi teknologi geolistrik untuk menemukan sumber air tanah yang berkelanjutan. Program ini tak hanya berfokus pada eksplorasi, tetapi juga pada penyediaan fasilitas instalasi air siap minum yang dapat diakses oleh masyarakat. Program yang diinisiasi oleh Sigit Priyambodo, ST, MT dari Teknik Elektro AKPRIND ini merupakan wujud nyata dari komitmen perguruan tinggi dalam mengabdikan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan masyarakat. Ia tidak bekerja sendiri. Timnya diperkuat oleh kolaborasi lintas disiplin ilmu, yaitu Ir Purnawan, MT dari Teknik Lingkungan AKPRIND, dan Limpat Wibowo Aji dari Universitas Gunungkidul.
"Masalah air bersih di daerah ini cukup kompleks, terutama karena struktur geologisnya yang berbatu dan kapur," jelas Sigit Priyambodo.
"Pendekatan konvensional sering kali gagal menemukan sumber air yang memadai. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menggunakan teknik geolistrik," katanya melanjutkan.
Teknik geolistrik adalah metode geofisika yang memanfaatkan sifat kelistrikan batuan di bawah permukaan tanah untuk mendeteksi keberadaan air. Dengan mengirimkan arus listrik ke dalam tanah dan mengukur resistivitasnya (daya hantar listrik), tim dapat memetakan lapisan-lapisan akuifer (lapisan batuan yang mengandung air) secara akurat. Metode ini jauh lebih efisien dan minim risiko dibandingkan pengeboran acak yang seringkali membuang-buang biaya dan tenaga.
Tahap pertama dari program ini adalah survei lapangan. Tim melakukan pemetaan di beberapa titik strategis di Desa Banyusumurup. Hasilnya, mereka berhasil mengidentifikasi lokasi potensial dengan volume air yang cukup besar dan kualitas yang baik. “Kami bisa menentukan kedalaman optimal untuk pengeboran, sehingga prosesnya lebih efektif dan air yang didapat bisa dimanfaatkan secara maksimal," kata Ir Purnawan menambahkan.
Setelah lokasi ditemukan, tahap selanjutnya adalah instalasi. Tim pengabdian AKPRIND tidak hanya berhenti pada penemuan sumber air. Mereka juga membangun instalasi air siap minum yang dilengkapi dengan filterisasi sederhana. Teknologi ini memastikan air yang diambil dari dalam tanah aman untuk dikonsumsi langsung oleh warga. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan kualitas air yang mereka gunakan sehari-hari.
"Ini adalah solusi yang sangat kami tunggu-tunggu. Dulu, kami harus membeli air tangki atau berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih. Sekarang, air sudah tersedia dekat rumah dan bisa langsung diminum," ujar Sudarmono, salah satu perwakilan warga.
Kolaborasi antara Teknik Elektro dan Teknik Lingkungan AKPRIND menunjukkan sinergi yang kuat dalam mencari solusi holistik. Keahlian teknik elektro dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan geolistrik yang kompleks, sementara keahlian teknik lingkungan memastikan air yang ditemukan dan diolah aman serta berkelanjutan. Kehadiran Limpat Wibowo Aji dari Universitas Gunungkidul juga memperkaya tim dengan wawasan geologis lokal yang spesifik, mengingat karakteristik wilayah Bantul dan Gunung Kidul memiliki kemiripan.
Ucapan terima kasih disampaikan pada Universitas AKPRIND Indonesia dan DPPM Kemendiktisanistek yang telah membantu dalam memfasilitasi kegiatan pengabdian ini. Dampak dari program ini tidak hanya dirasakan oleh warga Desa Banyusumurup. Program ini juga menjadi model percontohan bagi wilayah lain yang menghadapi masalah serupa. Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi yang tepat, kelangkaan air bersih dapat diatasi secara berkelanjutan.
"Kami berharap program ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi banyak pihak. Air adalah kebutuhan dasar. Dengan ketersediaan air yang terjamin, kesehatan masyarakat meningkat dan aktivitas ekonomi pun bisa berjalan lebih lancar," kata Sigit. Program pengabdian masyarakat ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan di bangku kuliah bisa menjadi jawaban atas permasalahan nyata di masyarakat.