1 hour ago
1
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunjukkan komitmen mendalam dalam mendukung program nasional Asta Cita. Sepanjang 2025, BSI menyalurkan pembiayaan sosial sebesar Rp 57,54 triliun, termasuk zakat perusahaan dan pegawai senilai Rp 144 miliar, serta pembiayaan hijau (green financing) Rp 15,32 triliun.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menegaskan peran strategis BSI sebagai motor penggerak ekonomi syariah nasional. “BSI sebagai leader bank syariah akan ambil peran untuk berkontribusi mensejahterahkan masyarakat,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Triwulan II, Senin (22/9/2025).
Zakat perusahaan mencapai Rp 124 miliar, sementara zakat pegawai terkumpul Rp 20 miliar. Dana tersebut digunakan untuk berbagai program pemberdayaan, pendidikan, dan sosial umat, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial BSI.
BSI juga aktif menyalurkan pembiayaan berbasis keberlanjutan. Green financing yang disalurkan mencapai Rp 15,32 triliun, mencakup pembiayaan kendaraan ramah lingkungan Rp 297 miliar. Selain itu, BSI menerbitkan ESG Sukuk Sustainability senilai Rp 8 triliun untuk mendukung agenda pembangunan hijau.
Di sektor hilirisasi, BSI mengambil peran sebagai bullion bank pertama di Indonesia. Kehadiran layanan ini mendukung hilirisasi emas dan memudahkan masyarakat bertransaksi emas secara syariah melalui fitur digital di aplikasi BYOND.
Komitmen pada sektor pro-rakyat juga diperlihatkan melalui pembiayaan KUR Syariah, penyaluran rumah subsidi (KPR FLPP) sebagai bagian dari Program 3 Juta Rumah, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didorong pemerintah.
Di Aceh, BSI memperkuat ekonomi desa melalui program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), dengan memanfaatkan potensi lokal lewat pembiayaan produktif dan pembinaan berkelanjutan. Seluruh inisiatif ini menjadi bagian dari upaya BSI mendukung pertumbuhan ekonomi syariah yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemaslahatan umat.
