Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi bijih dan logam timah PT Timah Tbk (TINS) pada Semester I-2025 anjlok dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/ yoy).
Pada Semester I-2025 ini produksi bijih timah PT Timah turun 32% menjadi 6.997 ton Sn dari 10.250 ton Sn pada periode yang sama di 2024 Untuk produksi logam timah TINS pada Semester I-2025 juga tercatat turun 29% menjadi 6.870 metrik ton dari 9.675 metrik ton pada Semester I-2024.
Akibatnya, pada Semester I-2025 ini penjualan logam timah TINS juga tercatat turun 28% menjadi "hanya" 5.983 metrik ton dari 8.299 metrik ton pada periode yang sama tahun lalu (yoy).
Direktur Operasi dan Produksi TINS Nur Adi Kuncoro menjelaskan, penurunan produksi timah pada Semester I-2025 ini karena beberapa faktor, antara lain dari jumlah alat produksi, terutama kapal isap produksi. Lalu, faktor intensitas cuaca pada tahun 2025 ini cukup lebih lama daripada tahun lalu.
"Kinerja operasi kita dari produksi bijih memang ada penurunan year-to-year dari tahun 2024, jadi tercapai di 6.997 ton atau turun 32% dari tahun sebelumnya. Izin, yang pertama adalah memang dari jumlah alat produksi, Pak. Itu yang cukup signifikan, terutama di sisi kapal isap produksi," tuturnya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (22/09/2025).
"Yang kedua adalah memang intensitas cuaca pada tahun 2025 ini juga cukup lebih lama dari tahun lalu, dan juga adalah beberapa lokasi yang memang belum sepenuhnya kita bisa masuk ke lokasi tersebut, Pak, yaitu lokasi Oliver di Laut Belitung, Briga yang ada di Bangka Tengah, dan Laut Rias yang ada di wilayah Bangka Selatan," paparnya.
Dari sisi keuangan, lanjutnya, pendapatan pada Semester I-2025 tercatat sebesar Rp 4,2 triliun, turun 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan EBITDA sebesar Rp 838 miliar, turun 31% dari Rp 1,21 triliun pada periode yang sama di 2024.
Adapun laba pada Semester I-2025 tercatat sebesar Rp 300 miliar, turun 31% dari Rp 434 miliar pada Semester I-2024.
"Memang lebih rendah dari tahun lalu, jadi tahun lalu tercapai di Rp 434 miliar untuk laba bersih per Semester 1 tahun 2025," imbuhnya.
Perlu diketahui, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025, produksi bijih timah sampai akhir 2025 ini ditargetkan bisa mencapai 21.500 ton Sn. Untuk target produksi logam timah pada 2025 ini bisa mencapai 21.545 metrik ton.
Sementara untuk penjualan logam timah TINS pada 2025 mencapai 19.065 metrik ton.
Adapun harga timah rata-rata pada 2025 ditargetkan US$ 29.000 per metrik ton. Adapun realisasi harga jual rata-rata timah pada Semester I-2025 ini mencapai US$ 32.816 per metrik ton, naik 8% dibandingkan US$ 30.397 per metrik ton pada Semester I-2024.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Ampun! Bos Timah Buka-bukaan Susahnya Berantas Tambang Ilegal