Menteri UMKM: Pemerintah Akan Atur Impor Pakaian Baru dari China

2 hours ago 2

Pedagang menunggu pelanggan di salah satu kios di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/6/2023). Ketua Umum Insan Kalangan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) M Shobirin F Hamid mengusulkan kawasan Gedebage Bandung khususnya pasar pakaian bekas impor (thrifting) di Pasar Cimol, menjadi sentra perdagangan tekstil sekaligus destinasi wisata tekstil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan, di samping melakukan pemberantasan terhadap pakaian bekas atau thrifting, Pemerintah juga akan membuat aturan mengenai pakaian baru impor dari China. 

“Saya mau sampaikan, kita tidak hanya menangani thrifting, karena thrifting itu baru sebagian kecil. Yang paling besar adalah impor-impor produk-produk baru dari China yang harganya meledak bener,” ungkap Maman saat hadir dalam acara Expo Keuangan dan Seminar Syariah (EKSiS) yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Lippo Mal Nusantara, Jakarta, Kamis (6/11/2025).

Ia mencontohkan produk-produk fesyen seperti jilbab dan batik dari China yang dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau dibandingkan produk-produk lokal. Maman tampak mengungkapkan kegeramannya karena produk-produk lokal menjadi kalah di pasar domestik. 

Maman menyoroti sektor fesyen, mengingat menurut data Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2024/2025, Indonesia menduduki posisi pertama di sektor modest fesyen. Sehingga, ia menilai miris ketika produk-produk yang beredar di pasar domestik justru dari barang impor. 

“Untuk produk-produk lokal kita, yang Indonesia bisa produksi, harus dilindungi. Enggak boleh terlihat barang-barang dari luar masuk supaya UMKM kita terlindungi. Yang kita belum bisa produksi, ya itu boleh kita impor dari luar, atau kita batasi,” jelasnya. 

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|