Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) terus melakukan peningkatan kinerja, melalui langkah-langkah perbaikan fundamental perusahaan dan efisiensi terus menunjukkan hasil nyata. Kimia Farma fokus melakukan efisiensi yang berdampak signifikan terhadap penurunan beban usaha dan penurunan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada kuartal III-2025 dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2024.
Mengacu pada laporan keuangan kuartal III-2025, KAEF mampu mencatat penurunan beban usaha sebesar 9,3% menjadi Rp 2,4 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 2,6 triliun. Di samping itu, KAEF juga mencatat penurunan HPP sebesar 4,9% yang berdampak pada peningkatan persentase laba kotor terhadap penjualan (gross margin) menjadi 34,9% atau lebih tinggi dibandingkan kuartal III-2024 yang sebesar 29,9%.
Alhasil, KAEF berhasil memangkas kerugian pada kuartal III-2025 sebesar Rp 316,7 miliar menjadi Rp 234,1 miliar dibandingkan dengan kuartal III-2024 sebesar Rp 550,8 miliar. Direktur Utama Kimia Farma, Djagad Prakasa Dwialam menuturkan, hasil tersebut menjadi capaian penting yang menunjukkan bahwa perbaikan kinerja yang ditempuh Perseroan sudah berjalan dengan baik.
"Strategi kami dalam melakukan perampingan jumlah SKU, mendorong penjualan bermargin tinggi, efisiensi opex, dan program digitalisasi sudah menunjukan hasil yang positif," ujar Djagad dalam keterangan tertulis, ditulis Senin (3/11/2025).
Lebih jauh, Kimia Farma terus memperkuat posisinya sebagai pionir pengembangan stem cell (sel punca) dan turunannya. Kimia Farma bersama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo gencar mengembangkan layanan terapi stem cell hingga ke daerah.
Saat ini, perluasan kerja sama telah disepakati antara Kimia Farma dengan tiga rumah sakit di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Rumah sakit yang dimaksud adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dan RSUD Siti Fatimah Palembang. Asal tahu saja, perluasan kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah jangkauan layanan dan mempercepat pemerataan akses kesehatan regeneratif.
Selain melakukan inisiatif efisiensi, lanjut dia, Kimia Farma juga mendorong pertumbuhan penjualan melalui pelayanan kesehatan yang inovatif, perluasan pelayanan dan peningkatan kualitas layanan di gerai retail milik perusahaan seperti di Apotek Kimia Farma, serta Klinik dan Laboratorium Kimia Farma.
Lantas, Kimia Farma meyakini inovasi bisnis yang dilakukan akan terus berlanjut. Hal ini menjadi strategi Kimia Farma untuk menjadi perusahaan yang unggul dan kompetitif untuk menghadapi tantangan masa depan.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2024, Rugi Kimia Farma (KAEF) Turun Jadi Rp 1,05 Triliun


















































