Shutdown AS Makin Ngeri! Sudah Rekor 36 Hari, Langit Bisa Lockdown

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Penutupan (shutdown) pemerintah yang dipimpin Presiden Amerika Serikat (AS) sudah memasuki hari ke-36, Rabu (5/11/2025). Ini merupakan rekor terbaru dalam sejarah Amerika.

Sebelumnya, shutdown terlama juga terjadi di pemerintahan pertama Trump, 35 hari, di 2019. Perlu diketahui, akibat shutdown ini, layanan publik AS telah terhenti sejak 1 Oktober.

Saat ini sebanyak 1,4 juta pegawai federal, menjalani "cuti paksa" atau "bekerja tanpa bayaran". Mulai dari pengontrol lalu lintas udara hingga penjaga taman nasional di sana.

Sebenarnya, beberapa jam sebelum rekor, kekacauan terjadi di bandara-bandara nasional AS karena kekurangan staf. Ini mengganggu pelayanan bandara dan penerbangan negeri itu di mana AS terancam menutup sebagian wilayah udara.

Perlu diketahui, lebih dari 60.000 petugas pengatur lalu lintas udara dan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) bekerja tanpa bayaran. Gedung Putih telah memperingatkan bahwa peningkatan ketidakhadiran dapat menyebabkan kekacauan di antrean check-in.

Padahal AS kini mendekati hari libur besar, Thanksgiving. Menurut American Automobile Association (AAA) ada 5,8 juta orang akan terbang domestik selama liburan 27 November itu.

"Jadi, jika Anda membawa kita ke seminggu dari sekarang, Demokrat, Anda akan melihat kekacauan massal... Anda akan melihat penundaan penerbangan massal," kata Menteri Perhubungan AS Sean Duffy dalam konferensi pers di Philadelphia, menyalahkan partai oposisi.

"Anda akan melihat pembatalan massal, dan Anda mungkin melihat kami menutup bagian-bagian tertentu dari wilayah udara, karena kami tidak dapat mengelolanya karena kami tidak memiliki pengontrol lalu lintas udara," jelasnya.

Shutdown di AS terjadi karena tidak ada "kata temu" soal anggaran dari Partai Demokrat maupun petahana saat ini, Partai Republik. Ini terkait subsidi pengeluaran perawatan kesehatan yang diinginkan Demokrat tapi ditentang Republik.

Demokrat mengatakan mereka hanya akan memberikan suara untuk mengakhiri penghentian pendanaan setelah kesepakatan dicapai. Subsidi asuransi yang akan berakhir, menurut Demokrat, bermanfaat bagi perawatan kesehatan jutaan warga miskin AS.

Namun pemerintah Trump mengatakan ini kontraproduktif dengan kebijakan anti-imigrasinya. Subsidi itu akan menguntungkan imigran.

"Tidak akan diperas," tegas Trump.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article AS Terancam Shutdown Lagi, Tapi Kali Ini Dampaknya Ngeri

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|