Polisi Dalami Kasus Perempuan yang Meninggal Tak Wajar di Sleman

3 hours ago 2

Polisi Dalami Kasus Perempuan yang Meninggal Tak Wajar di Sleman Polisi melakukan olah TKP dugaan kasus pembunuhan di Mejing Wetan, Ambarketawang, Gamping pada Selasa (4/11/2025). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati

Harianjogja.com, SLEMAN—Seorang perempuan berinisial RI (39) ditemukan meninggal dunia di kamar rumah kontrakannya di Mejing Wetan, Ambarketawang, Gamping pada Selasa (4/11/2025). Korban ditemukan meninggal dunia dengan luka sayatan.

Kapolsek Gamping, AKP Bowo Susilo menjelaskan bila korban ditemukan pertama kali oleh pembantu rumah tangganya. Menurut keterangan saksi yang dihimpun kepolisian, pukul 06.15 WIB korban masih terlihat membersihkan anaknya yang hendak berangkat ke sekolah. 

"Pukul 06.15 WIB korban itu masih membersihkan anaknya yang akan berangkat ke sekolah. Membersihkan anaknya pakai handuk karena habis mandi. Setelah itu anaknya diantar sama pembantu rumah tangganya ke sekolah," terang Bowo ditemui di lokasi kejadian pada Selasa (4/11/2025).

Setelah mengantarkan anak korban ke sekolah, pembantu pergi ke rumah korban. Di sana, posisi pintu rumah kata Bowo dalam keadaan tertutup. "Pembantu pulang ke rumah, kemudian pintu rumah ini biasanya kalau misalkan pulang dari sekolah, nganter [anak korban], biasanya posisi terbuka. Tapi ini pintu depan tertutup," jelasnya.

Saat masuk ke dalam rumah, pembantu korban merasa curiga lantaran ada ceceran darah di sekitar dapur. Melihat itu, sang pembantu coba mengetuk pintu kamar korban namun justru menemukan korban dalam posisi meninggal dunia. 

"Masuk ke dalam [rumah], curiga ada ceceran darah di sekitar dapur itu. Terus kemudian mengetuk pintu kamar korban. Terus kemudian baru diketahui ada korban dalam posisi meninggal," terangnya.

Mendapati informasi penemuan orang meninggal dunia, Polsek Gamping bersama dengan Unit Inafis Polresta Sleman, Inafis dari Polda DIY dan DVI Polda DIY lantas melaksanakan olah TKP. Kata Bowo, ditemukan luka sayatan pada leher korban.

"Jadi korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan luka sayatan di leher," ungkapnya. 

Soal perkiraan waktu kejadian, Bowo mengatakan bila kejadian kemungkinan terjadi sekitar pukul 06.30 WIB dan baru diketahui 07.15 WIB. Dari pemeriksaan di lokasi kejadian, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Beberapa barang bukti yang diamankan di antaranya berupa pisau. 

"Ditemukan pisau, dua pisau di TKP dan sudah kami amankan. Kami masih dalami untuk dilaksanakan pemeriksaan sidik jari," imbuhnya 

Bowo menambahkan bila kedua pisau itu berasal dari rumah korban. Keduanya ditemukan di wastafel tempat cuci piring. Selain dua pisau dari rumah korban, polisi lanjut Bowo juga mengamankan dua ponsel milik korban dan rekaman CCTV di rumah kontrakan tempat korban tinggal. 

Saat ditanya apakah ada seseorang yang memasuki TKP di antara waktu pembantu mengantar anak korban dan pulang ke rumah, polisi diungkapkan Bowo masih memeriksa rekaman CCTV. 

"​Masih didalami, nanti dari unit Reskrim Polres dan Polsek masih mendalami, melakukan pemeriksaan CCTV, apakah ada diduga pelaku yang masuk ke dalam rumah korban," ungkapnya. 

Bowo melanjutkan bahwa kepolisian merencanakan akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi. Saat ini polisi telah akan meminta keterangan dari pembantu korban.

Ditambahkan Bowo, polisi masih menyelidiki motif dari dugaan kasus pembunuhan ini. Yang jelas, dia bilang tidak ada barang-barang yang hilang dari rumah korban.  "Untuk barang-barang milik korban masih ada, semuanya lengkap, tidak ada yang hilang di TKP," tegasnya. 

Terpisah Dukuh Meijing Wetan, Isti Setyaningsih menceritakan jika dirinya mendapat informasi adanya warganya yang meninggal dunia sekitar pada pagi hari. Menerima informasi dari warga, Isti lantas menghubungi kepolisian dan Puskesmas. 

​"Saya sampai sini itu tadi pas telepon Pak Babin, telepon Kapolsek, telepon Puskesmas itu jam 07.30-an lah. Itu. Terus saya telepon dari kalurahan juga," terang Isti pada Selasa (4/11/2205).

Isti mengaku tidak mengetahui keadaan korban waktu dilapori adanya kejadian tersebut. Dia bilang, dirinya tidak masuk ke rumah korban.  "Enggak tahu [kondisinya]. Saya tidak masuk, tidak ada yang berani masuk," ungkapnya. 

Menurut penuturan Isti, korban sudah tinggal di Meijing Wetan sejak lima tahun yang lalu. Korban baru menempati kontrakan yang sekarang sekitar dua bulan. Isti bilang, sebelumnya sekitar empat tahunan korban tinggal di rumah lain yang masih di Meijing Wetan juga. Korban kata Isti mengontrak rumah bersama anak dan satu pembantunya.

"Karena lahannya ibunya ini kan punya sini sama sana. Yang sana sudah dijual terus pindah yang di sini," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|