Penyebab Orang Pikun, Ilmuwan Temukan Cara Tingkatkan Daya Ingat

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebanyakan orang dengan usia lebih lanjut biasanya lebih sering pikun atau lupa akan sesuatu. Sebuah penelitian berhasil mengidentifikasi masalah itu dan cara memperbaikinya.

Penelitian dari Virginia Tech menemukan hilangnya memori karena usia berasal dari perubahan molekuler spesifik di otak. Dengan menyempurnakan proses tersebut diharapkan bisa memulihkan fungsi memori yang mulai memudar.

"Penelitian ini menunjukkan penurunan ingatan terkait dengan perubahan molekuler spesifik yang bisa ditargetkan dan dipelajari," kata Profesor madya di Fakultas Ilmu Hewan, Pertanian dan Ilmu Hayati, Timothy Jarome dikutip dari Science Daily, Jumat (7/11/2025).

"Jika kita bisa memahami apa yang menjadi pemicunya pada tingkat molekuler, kita bisa memahami apa yang salah dengan demensia dan menggunakan pengetahuan itu untuk pendekatan baru pada pengobatan," dia menambahkan.

Jarome dan mahasiswa doktoral Yeeun Bae serta tim peneliti lainnya melakukan penelitian proses molekuler yang bernama poliubikuitinasi K63. Proses ini akan mengarahkan protein dalam sel otak untuk berperilaku.

Saat proses itu berjalan dengan baik, maka akan membantu neuron berkomunikasi secara efektif. Termasuk untuk membentuk ingatan seseorang.

Pada penuaan ditemukan proses diubah dalam dua area otak yang penting. Pertama adalah hipokampus, bagian membentuk dan mengingat kembali ingatan dan ditemukan poliubikuitinasi K63 meningkat seiring bertambahnya usia.

Sementara di amigdala, poliubikuitinasi K63 mengalami penurunannya seiring bertambah usia. Bagian itu adalah wilayah untuk memori emosional.

Para peneliti melakukan penyuntingan gen bernama CRISPR-dCas13. Untuk hipokampus, dilakukan penurunan kadar dan pengurangan aktivitas pada amigdala yang membuat adanya peningkatan pada kinerja memori.

"Secara keseluruhan, temuan ini mengungkap fungsi penting pada poliubikuitinasi K63 pada proses penuaan otak. Pada kedua wilayah, penyesuaian daru proses meningkatkan daya ingat," jelas Jarome.

Sementara pada penelitian lainnya, Jarome bersama mahasiswa doktoral Shannon Kincaid lebih berfokus pada IGF2. Ini adalah gen faktor pertumbuhan dan bisa membentuk memori, namun fungsi ini menurun seiring bertambahnya usia.

Para peneliti menemukan ini terjadi dengan proses alami penambahan penanda kimian ke DNA, atau metilasi DNA. Cara ini akan menonaktifkan gen.

Kemudian mereka melakukan penyuntingan gen CRISPR-dCas9 untuk menghilangkan penanda ini dan berhasil untuk mengaktifkan fungsi IGF2. Tikus yang berusia tua digunakan dalam penelitian menunjukkan adanya peningkatan memori yang signifikan.

Jarome mengatakan pihaknya mengaktfikan kembali gen. Dengan cara itu, objek penelitian menunjukkan kinerja jauh lebih baik.

"Hewan paruh baya yang belum memiliki masalah memori tidak terdampak, membuat pengaturan waktu sangat penting. Kita harus segera turun tangan saat ada masalah dimulai," dia menuturkan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Manusia Sudah Berubah Drastis, Peneliti Ungkap Fakta Mengejutkan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|