REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim sudah sewajarnya merindukan Baitullah di Makkah al-Mukarramah. Begitu pula dengan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah al-Munawwarah.
Ada yang berkesempatan untuk mengunjunginya. Ada yang belum pernah merasakannya. Akan tetapi, ada pula yang dikaruniai kemampuan untuk lebih dari sekali pergi ke Tanah Suci, termasuk untuk menunaikan ibadah haji.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Baik haji maupun umrah merupakan ibadah yang bernilai. Rasulullah SAW bersabda, "Ibadah umrah pertama sampai ibadah umrah kedua akan menutupi dosa-dosa kecil antara keduanya, sedangkan haji yang mabrur tidak ada balasan lain kecuali surga" (HR Bukhari-Muslim).
Akan tetapi, Islam juga menganjurkan umat untuk memiliki kepekaan sosial. Dalam hal ini, orang yang mampu melaksanakan haji berkali-kali tak ada salahnya untuk memilih ibadah sosial. Sebagai contoh, menyantuni anak-anak yatim.
Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah SAW bersabda, "Saya dan penyantun anak yatim seperti dua jari ini di surga." Nabi SAW menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Dalam hadis ini, beliau tak hanya menjanjikan surga kepada orang-orang beriman yang penyantun anak yatim. Nabi SAW juga menunjukkan, pelaku amalan itu akan berada bersama beliau kelak di dalam surga yang sama. Tentu saja, surga yang ditempati Nabi SAW adalah yang paling baik dan paling bagus.
Seorang Muslim yang memiliki kemampuan untuk berhaji dan dia belum pernah melaksanakannya, maka wajib baginya menjalankannya, tanpa harus balasannya. Adapun Muslim yang sudah berhaji dan memiliki dana lebih, seyogianya memikirkan pahala dan manfaat terbaik baginya, dibandingkan haji berulang yang hukumnya sunah.
sumber : Hikmah Republika

2 hours ago
3















































