REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh alumni yang berkiprah di berbagai bidang.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara temu alumni bertajuk “Sapa Alumni, Silahturahim dan Pemberian Penghargaan Prominen Alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya” di Jakarta, Jumat, (7/11/2025) malam.
Anggota Komisi III DPR Bidang Hukum dari Fraksi PDI Perjuangan Dr I Wayan Sudirta merupakan alumni paling senior dalam apresiasi t tahun yang mendapat penghargaan kategori Kepemimpinan Publik. Selain kategori ini, ada pula Kategori Penguatan Masyarakat Sipil dan Penghargaan Pegawai 2025.
Kiprah I Wayan Sudirta yang juga dikenal sebagai advokat ini dalam kepemimpinan publik memang sudah teruji. Ia tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Daerah Pemilihan Provinsi Bali selama 10 tahun, 2004-2009 dan 2009-2024. Kemudian menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dan 2024-2029.
Dalam sambutannya, Dekan FHUB, Aan Eko Widiarto, menjelaskan pentingnya kegiatan temu alumni semacam ini. Dia menggarisbawahi bahwa forum tersebut sebagai ajang bertukar pikiran, informasi, dan peluang dalam berjejaring.
Aan menyebut, sumber daya paling mahal tentunya adalah alumni itu sendiri, setelah reputasi perguruan tingginya. Penghargaan adalah bentuk apresiasi terhadap alumni FHUB yang memberi dampak nyata di berbagai bidang.
Dirinya mengakui tak semua alumni tentunya mendapatkan apresiasi, tetapi hal ini tak mengurangi rasa bangganya terhadap kiprah alumni di segala lini.
“Kami mohon maaf karena tidak semua alumni bisa mendapatkan penghargaan. Ini tentu berisiko ada protes, tetapi kami anggap ini bentuk rasa syukur untuk menghargai jasa para alumni dan mempererat silaturahim,” ujar Aan, sembari mengingatkan bahwa penghargaan kembali akan diberikan kepada para alumni tahun depan dalam agenda rutin tahunan ini.
Sementara itu, I Wayan Sudirta menyebut penghargaan sebagai bentuk evaluasi terhadap tanggung jawab besar yang dia emban.
Dirinya merasa pengabdiannya untuk masih jauh dari kata cukup untuk sampai pada penilaian bahwa dirinya harus mendapat penghargaan baik dilihat dari prestasi, investasi dan pemikiran.
“Saya masih merasa banyak kekurangan dan kegagalan yang harus ditutupi dan kejar lebih banyak lagi untuk menaikkan marwah keluarga besar Brawijaya terutama Fakultas Hukum,” kata Sudirta.
Sudirta mengingatkan para alumni tak gampang menyerah atas misi perjuangan yang belum bisa teraih. “Para alumni bisa mengejar lebih banyak keinginan untuk menaikkan nama besar Fakultas Hukum Unibraw di tengah masyarakat," kata politisi senior PDIP untuk daerah pemilihan Bali ini.
Dia mengajak juga para alumni Unibraw untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat apapun bentuknya. Sebab dia menilai pada keadilan sosial belum terwujud dengan baik di lingkungan masyarakat bawah. “Salah satu misi penting dari Unibraw, itu ke rakyat. Bergotong royong," kata dia.
Dirinya berbagai motivasi dan pengalaman tentang aksi nyata yang dia lakukan untuk masyarakat Bali. Dia memiliki program membantu orang berkebutuhan khusus, utamanya lanjut usia (lansia) di seluruh Bali. Salah satunya melalui bantuan pemberian sembilan bahan pokok (sembako) yang jumlahnya akan terus ditingkatkan setiap tahunnya.
Dia mengapresiasi pula kiprah alumni di berbagai sektor dan menyebutnya sangat luar biasa seperti, Ketua muda di Mahkamah Agung (MA), Wakil Jaksa Agung, pimpinan komisi hukum DPR. Bahkan, ada alumni yang sukses mengelola podcast di media massa.
Para alumni itu, menurut Sudirta, tak kalah dengan alumni kampus top lainnya. Apalagi Unibraw masuk sepuluh besar kampus terbaik di Indonesia. “Jadi, tidak usah diragukan lagi dari segi itu," ujar dia sembari mengajak alumni berkiprah lebih lagi di kancah nasional dan internasional yang ditopang dengan keberanian.
“Keberanian itu tidak cukup. Harus disertai dengan kejujuran, keilmuan, dan kerja sama yang kuat,” kata dia menambahkan.
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (IKA FHUB) Didik Farkhan Alisyahdi, menjelaskan sejak kelahiran fakultas ini pada 1 Juli 1957 lalu, jumlah Alumni nya sudah mencapai 14 ribu lebih. “Luar biasa jumlah itu,” kata dia.
Dia menyebut, jumlah itu mengungguli alumni fakultas hukum di sejumlah perguruan tinggi negeri bergengsi lainnya seperti Universitas Airlangga, UI, dan UGM. “Saya sampai hafal betul jumlah ini,” kata dia sembari menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pengabdian terhadap bangsa.
Menurut dia, perguruan tinggi bukan pabrik untuk menghasilkan devisa, melainkan tempat menebar ilmu agar dapat diabdikan bagi bangsa dan negara.
“Di situlah letak peran perguruan tinggi,” kata dia sembari membeberkan peringkat Fakultas Hukum Unibraw yang kini berada di peringkat 300 besar dunia dan menargetkan untuk masuk 100 besar pada 2028.

8 hours ago
4













































