Harianjogja.com, DENPASAR—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap perkembangan pencarian korban pekerja PT. Freeport Indonesia (PTFI) yang tertimbun material basah di lokasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave Tembagapura, Papua Tengah.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan hingga kini sudah dua orang yang ditemukan dari tujuh orang yang terjebak.
"Masih dicari. Sudah dilakukan evakuasi, ada yang sudah ketemu. Tinggal lima orang. Dua WNA, tiga orang Indonesia," katanya, di Bali, Senin (22/9/2025).
BACA JUGA: Sidang Pembunuhan Sopir Taksi Online, Terdakwa Dituntut Mati
Kedua korban atas nama Irawan (46), warga berasal dari Cilacap, Jawa Tengah, sedangkan Wigih Hartono (37) berasal dari Tulungagung, Jawa Timur.
Upaya pencarian korban terkendala kondisi di bawah tanah yang penuh dengan material longsoran. Dia mengklaim peristiwa tersebut menjadi tragedi pertama terparah yang pernah terjadi dalam dunia pertambangan di Indonesia bahkan dunia.
Dia pun mengatakan pihaknya masih melakukan investigasi mendalam terkait insiden tersebut. Namun, fokus saat ini yakni mencari korban yang hingga kini belum diketahui kabarnya.
Menurut Winarno, akibat insiden tersebut produksi PT. Freeport Indonesia turun menjadi 30 persen. "Produksi turun sampai dengan 30 persen. Kalo sekarang tidak berproduksi," katanya.
Sebelumnya, longsor lumpur bijih basah terjadi di area tambang bawah tanah di kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, pada 8 September 2025 malam sekitar pukul 22.00 WIT.
Sebanyak tujuh pekerja yang terperangkap di area tambang bawah tanah GBC, lima orang di antaranya kru PT Redpath Indonesia dan dua kru elektrik PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.
Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut jajarannya mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menyelamatkan pekerja yang hingga kini masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
Tim tanggap darurat PTFI, katanya lagi, bekerja tanpa henti membuka akses ke lokasi perkiraan keberadaan pekerja dengan bantuan alat berat, bor, dan drone, meski terkendala material basah aktif, sambil berupaya memulihkan kembali akses komunikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara