REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus perundungan di Indonesia kian memprihatinkan, bahkan tak jarang berujung pada tindakan kekerasan serius hingga kematian. Menurut dokter spesialis anak dr Melia Yunita, tindakan merundung (bullying) bisa menjadi salah satu bentuk defect atau gangguan pada kemampuan sosial anak yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang dan status gizi mereka.
la menjelaskan, kecerdasan sosial anak termasuk dalam aspek perkembangan personal-sosial, yaitu kemampuan anak mengenal diri sendiri sekaligus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ketika aspek ini terganggu misalnya akibat proses tumbuh kembang yang tidak optimal atau kondisi seperti stunting, maka anak bisa mengalami kesulitan bersosialisasi, menarik diri, bahkan berpotensi terlibat dalam perilaku perundungan.
"Bullying itu adalah salah satu efek dari adanya defect kemampuan sosial anak-anak. Dan itu bisa terjadi karena proses tumbuh kembang yang tidak optimal," kata dr Melia dalam talkshow peluncuran Bebelac NutriGreat+ di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
la kemudian menjelaskan perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, bisa diukur melalui berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara perkembangan bersifat kualitatif, mencakup kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta personal-sosial buah hati.
"Keduanya sama-sama penting. Kita tidak ingin anak hanya tumbuh tinggì dan berat badannya baik, tapi juga memiliki perkembangan yang optimal," kata dia.
Untuk memastikan kecerdasan sosial anak berkembang optimal, dr Melia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Kondisi pencernaan yang sehat, lanjut dia, dapat membantu penyerapan nutrisi dengan baik, sehingga tumbuh kembang dapat berjalan maksimal.
la mengutip hasil penelitian yang dilakukan Chibuye (2024) yang menunjukkan bahwa anak dengan mikrobiota usus seimbang memiliki tumbuh kembang lebih baik dibandingkan anak yang mengalami stunting. "Anak-anak yang stunting cenderung memiliki lebih banyak bakteri jahat di ususnya, sedangkan anak-anak yang tumbuh normal didominasi bakteri baik seperti Lactobacillus," jelas dr Melia.
Guna menjaga keseimbangan mikrobiota usus, dr Melia menyarankan agar anak mendapatkan cukup probiotik dan prebiotik dalam asupan hariannya. Probiotik adalah bakteri baik yang membantu pencernaan, sedangkan prebiotik berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik itu agar bisa berkembang dan menjaga keseimbangan flora usus.
"Semakin banyak dan beragam prebiotik yang dikonsumsi, semakin banyak pula bakteri baik yang tumbuh. Mereka akan menghasilkan asam lemak yang membuat suasana usus menjadi asam, sehingga bakteri jahat sulit bertahan hidup," jelas dia.
Prebiotik bisa diperoleh dari berbagai makanan alami seperti buah-buahan (apel, pisang, buah beri), sayuran hijau, tomat, asparagus, serta bawang-bawangan. Selain itu, air susu ibu (ASI) juga merupakan sumber prebiotik alami terbaik bagi bayi. "Beberapa produk makanan dan minuman terfortifikasi prebiotik kini juga dapat menjadi alternatif untuk menjaga kesehatan usus anak," kata dr Melia.

1 hour ago
1














































