Catatan Kecil untuk Kementerian Haji dan Umrah

3 hours ago 1

Oleh: Buya Anwar Abbas*)

Dalam dunia investasi, ada kata-kata yang sangat terkenal: "Do not put your eggs in one basket." Jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang. Sebab, demikian pepatah ini, kalau keranjangnya jatuh, semua telur yang ada di dalamnya akan pecah.

Ungkapan ini mengingatkan kita tentang pentingnya membagi investasi atau pekerjaan ke banyak pihak. Hal itu untuk mengurangi risiko kerugian dan kekecewaan.

Jika salah satu investasi atau pekerjaan gagal atau tidak berjalan sebagaimana mestinya, investasi atau pekerjaan lainnya tidak akan terganggu. Dengan demikian, kerugian dan kekecewaan yang ada dapat diantisipasi atau dikurangi.

Pepatah ini jelas sangat relevan bila dikaitkan dengan pengadaan makanan untuk jamaah haji Indonesia yang berjumlah 221 ribu orang. Untuk melayani warga negara Indonesia (WNI) sebanyak itu jelas bukanlah perkara mudah.

Bila pengurusan masalah makanan untuk jamaah tersebut hanya dikerjakan oleh satu atau dua perusahaan (syarikah), tentu risikonya sangat besar. Sebab, bila salah satu perusahaan gagal dalam mengirim dan menyajikan makanan yang baik dan berkualitas, maka sekitar 100 ribu jamaah akan kecewa.

Keadaannya akan berbeda halnya bila tugas pengadaan makanan telah disebar ke beberapa perusahaan. Namun, lantaran Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) RI sudah menunjuk dua perusahaan saja untuk menangani pengadaan makanan jamaah haji RI di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), maka Kemenhaj RI harus bekerja keras demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Caranya dengan membuat perencanaan yang sebaik-baiknya tentang segala sesuatu terkait pengadaan makanan bagi jamaah. Ini bisa dilakukan bersama dengan pihak-pihak perusahaan.

Kemudian, Kemenhaj RI mesti mengawasi serta menyiapkan langkah-langkah antisipasi demi mengatasi segala sesuatu yang mungkin akan membuat jamaah kecewa.

Ini sangat penting diperhatikan. Sebab, jika pihak Kemenhaj RI lengah dan gagal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah, tentu ia sebagai sebuah kementerian baru akan banyak dikritik. Bukan hanya oleh jamaah haji sendiri, melainkan juga para anggota DPR dan seluruh rakyat indonesia.

Kita tentu tidak mau hal itu terjadi.

Maka, selamat bekerja, Kemenhaj RI. Silakan tunjukkan kerja dan kinerja yang terbaik.

*) Dr H Anwar Abbas MM MAg atau yang akrab disapa Buya Anwar Abbas merupakan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Dosen tetap Prodi Perbankan Syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah ini juga adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Hidup.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|