Ubah Rp1.000 Jadi Rp1, Ini Manfaat Langsungnya Buat Warga RI

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Redenominasi rupiah atau penyederhanaan mata uang dinilai banyak membawa manfaat atau keuntungan bagi Indonesia.

Menurut Indonesia Treasury Review 2017 tentang Desain Strategis dan Assessment Kesiapan Redenominasi di Indonesia, sebetulnya juga telah diungkapkan sejumlah manfaat dari redenominasi terhadap Indonesia.

Manfaat tersebut ialah menyederhanakan nominal mata uang agar lebih praktis dalam transaksi dan pembukuan akuntansi. Digit yang banyak pada mata uang, merupakan masalah pada bisnis berskala besar, termasuk pada software akuntansi dan sistem IT perbankan yang mengalami kendala teknis untuk angka di atas 10 trilliun.

Kedua, dengan berkurangnya jumlah digit mata uang, potensi human error dalam penulisan/penginputan angka pada tiap transaksi dapat ditekan.

Ketiga, dari sisi pengelola kebijakan moneter, penggunaan digit yang lebih sedikit berarti range harga barang konsumsi makin kecil, sehingga lebih memudahkan pengelolaan moneter serta inflasi secara nasional.

Terakhir, atau yang keempat redenominasi akan mengurangi biaya cetak uang karena variasi nominal uang kertas akan lebih sedikit dan uang koin dapat bertahan lebih lama (Mosley, 2005).

"Redenominasi Rupiah dapat memberikan manfaat yang besar jika dilakukan dengan sistematis, terencana dan terukur. Hal ini menjadi penting dalam era zona perdagangan terbuka dan volatilitas US Dollar yang mempengaruhi nilai Rupiah dalam perdagangan internasional," dikutip dari Indonesia Treasury Review 2017.

Turut mengemukakan dampak positif, ekonom senior Indonesia, Raden Pardede misalnya, telah menjelaskan pemangkasan tiga digit pada nominal rupiah, atau mengubah Rp 1.000 menjadi Rp 1 dapat memengaruhi psikologis pelaku pasar keuangan terhadap rupiah.

"Secara psikologi membuat kita lebih yakin, hitungan konversi kita ke mata uang dolar tidak Rp 15.000, tapi katakan menjadi Rp 15, kesannya kan kita wah berarti antara mata uang kita dan AS tidak jauh beda," kata Raden dalam program Central Banking CNBC Indonesia, pada 2023 silam.

Namun, dia mengingatkan sebagaimana tujuannya bukan untuk mengubah nilai tukar rupiah, redenominasi tidak berarti seketika memperkuat kurs rupiah terhadap dolar AS.

Nilai tukar itu bisa menguat tergantung faktor fundamentalnya, seperti kinerja neraca pembayaran, inflasi, pertumbuhan ekonomi, aliran keluar masuk modal asing, dan pertumbuhan utang, sebagaimana dikutip dari Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan BI edisi Juni 2003.

"Jadi keuntungan hanya semata kalau kita menjadi Rp 15 ya kita persoalan persepsi, psikologi saja, no more than that, nggak ada lebih dari situ," tegas Raden.

Sementara itu, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution pada 2013 silam juga telah mengungkapkan sejumlah manfaat dari kebijakan redenominasi. Terutama terhadap anak cucu kita nantinya,

"Anak-anak cucu-cucu kita yang masuk SD belajar 4+7 =11. Kemudian keluar dan berbelanja, harganya berapa? Rp 2.500 atau Rp 3.000 , jadi tidak nyambung," ungkap Darmin dikutip pada Senin (10/11/2025).

Darmin mengatakan bahwa redenominasi akan menjadi sebuah pembenahan pembelajaran. Anak-anak menurutnya mesti dididik untuk memahami nilai mata uang yang dipergunakan.

"[Selama ini] Apa yang dipelajari di kelas dengan apa yang dihadapi di luar itu nggak sesuai. Harga sama belajar di sekolah kan beda. Bagaimana mau belanja kalau dia baru tahu 4+7. Artinya kita perlu benahi anak cucu kita," paparnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kandidat Calon Deputi Gubernur BI Bicara Peluang Penurunan Suku Bunga

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|