Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia menunjukkan peningkatan tren belanja pada akhir tahun 2025. Berdasarkan data Mandiri Spending Index, per 19 Oktober tren belanja meningkat 2,3% week over week (wow).
Peningkatan ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya 2,9% wow. Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di semua wilayah, dengan wilayah Sulawesi mencatatkan pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2% wow, diikuti Balnusra 2,6% wow, Kalimantan 2,5% wow, Jawa 2,3% wow, Sumatra 1,7% wow dan Maluku-Papua 1,4% wow.
"Peningkatan belanja mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama. Belanja barang tahan lama (durable goods) tumbuh kuat," tulis data Mandiri Spending Index dikutip Selasa (4/11/2025).
Secara rinci, untuk barang tahan lama pertumbuhan yang lebih tinggi terlihat pada handphone sebesar 7,8% wow. Disusul peralatan elektronik 7,6% wow dan peralatan rumah tangga 5,9% wow.
Proporsi belanja handphone secara nasional mencapai 7,8% dari total pengeluaran, tertinggi setidaknya sejak Januari 2024. Angka tersebut melonjak hampir dua kali lipat dibandingkan posisi awal tahun lalu yang hanya 3,9%.
Kelompok bawah menjadi kontributor utama pada kenaikan belanja handphone ini. Porsi belanja mereka untuk handphone naik dari 3,5% menjadi 12,9%, alias hampir empat kali lipat dalam 22 bulan.
Lebih lanjut, pola belanja kelompok bawah dan menengah masih defensif, dengan kombinasi belanja impulsif terutama pada kelompok menengah. Sementara itu, kelompok atas mulai percaya diri untuk belanja. Sejalan dengan tren tingkat tabungannya, kami melihat bahwa kelompok bawah masih defensif ditunjukkan dengan belanja esensial yang stabil tinggi.
"Sementara itu, kelompok menengah menunjukkan pola impulsif ditandai dengan masih tingginya belanja esensial diiringi belanja gaya hidup," tulisnya.
Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah menjadi yang terendah (72,8). Di sisi lain, kelompok menengah (101,1) meningkat dari Agustus 2025 (100,9), dan juga lebih tinggi dari September 2024 (100,9), sementara kelompok atas stabil (94,4).
Dengan demikian, pola belanja kelompok bawah dan menengah masih defensif, dengan kombinasi belanja impulsif terutama pada kelompok menengah.
Kenaikan tren belanja juga sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan yang membaik pada awal kuartal keempat 2025. Berdasarkan data, tenaga kerja yang mengalami PHK pada kuartal pertama 2025 mencapai 32 ribu orang. Kemudian menurun menjadi 10 ribu orang pada kuartal kedua dan kembali menurun menjadi tiga ribu pada kuartal ketiga 2025.
Mandiri Spending Index memperkirakan konsumsi di kuartal keempat tahun 2025 berpotensi tumbuh lebih tinggi. Pasalnya pertumbuhan mingguan selama tiga minggu awal Oktober 2025 konsisten tinggi dengan rata-rata tumbuh 34,5% yoy, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di 3Q25 (28,7% yoy).
"Ke depan, kami perkirakan kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada kuartal keempat 2025," tulisnya.
Pemerintah akan kembali menggelar Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 10-16 Desember 2025. Dalam momentum itu akan ada berbagai pesta diskon belanja, baik secara online maupun offline.
Kemudian, pemerintah juga mengadakan diskon angkutan umum pada masa Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Pemerintah akan mengucurkan dana Rp 180 miliar untuk membiayai program diskon ini.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: 30 Bulan Minus! Warga RI Ogah Beli Gadget Baru?


















































