REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 36 poin menuju level Rp 16.654 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (10/11/2025). Pengamat berpandangan, penguatan mata uang Garuda dipengaruhi oleh data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Oktober 2025 yang meningkat.
“(Sentimen internal) Keyakinan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi nasional kembali melonjak tajam pada Oktober 2025. Hasil Survei Konsumen terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya rebound optimisme, menempatkan IKK pada posisi 121,2,” kata Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Senin (10/11/2025).
Angka IKK tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, September 2025, yang berada di level 115,0. Angka IKK di atas 100 diketahui mengindikasikan bahwa konsumen sangat yakin dan percaya diri melihat prospek perekonomian nasional.
Peningkatan optimisme ini didorong oleh membaiknya persepsi masyarakat terhadap kedua komponen utama pembentuk IKK. Pertama, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) mengalami kenaikan signifikan, dari 102,7 pada September menjadi 109,1 pada Oktober. Kenaikan tersebut mencerminkan persepsi masyarakat yang membaik terhadap kondisi riil seperti penghasilan yang diterima dan ketersediaan lapangan kerja saat ini.
Kedua, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga menunjukkan peningkatan kuat, melompat dari 127,2 menjadi 133,4. Kenaikan pada IEK menandakan harapan dan optimisme masyarakat terhadap prospek kondisi ekonomi untuk enam bulan ke depan meningkat drastis.
“Secara keseluruhan, kuatnya rebound IKK ini mengirimkan sinyal positif bahwa konsumsi rumah tangga, sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi, diprediksi akan semakin kuat dan menjadi pendorong aktivitas ekonomi yang berkelanjutan di kuartal IV tahun 2025,” terangnya.
Sementara itu, sentimen eksternal yang memengaruhi rupiah di antaranya mulai dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed hingga update kondisi shutdown Pemerintah AS.
“Spekulasi berkelanjutan bahwa sebagian besar mempertahankan spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, terutama setelah serangkaian data sektor swasta yang lemah di pasar tenaga kerja minggu lalu,” ujarnya.
Ibrahim menerangkan, data pekerjaan Challenger menunjukkan AS mengalami gelombang PHK terburuk dalam sekitar 20 tahun pada bulan Oktober. Data tersebut meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk mencegah pelemahan pasar tenaga kerja lebih lanjut. Para pedagang memperkirakan peluang sebesar 61,9 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, menurut CME FedWatch.

3 hours ago
2
















































