PMI: Satu Kantong Darah Bisa Selamatkan Tiga Nyawa

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PMI DKI Jakarta, Beky Mardani, menekankan pentingnya donor darah dan mendorong semua pihak aktif berpartisipasi. Ia menegaskan, kegiatan donor darah memberi dampak positif, tidak hanya bagi kesehatan pendonor, tetapi juga bagi orang yang membutuhkan.

"Singkatnya begini, dengan donor darah, pendonor sehat, kita juga bisa menolong yang lain. Satu kantong darah itu bisa menyelamatkan tiga nyawa," kata Beky usai menjadi pembicara dalam talkshow bertajuk “Tren Donor Darah di Indonesia: Tantangan dan Harapan” yang digelar PT Diastika Biotekindo Tbk di Gedung Etana, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2025).

Menurutnya, manfaat donor darah tidak ternilai. Namun, tidak semua orang bisa otomatis menjadi pendonor karena harus memenuhi persyaratan kesehatan tertentu.

"Diperiksa dulu, apakah HB-nya memenuhi, kemudian tensinya bagaimana. Setelah assessment awal terpenuhi, baru boleh donor. Kalau punya penyakit tertentu, otomatis tertolak," ujarnya.

Di Jakarta, Beky memastikan stok kantong darah dalam kondisi aman. Ia menjelaskan, kebutuhan darah di ibu kota sekitar 1.000–1.200 kantong per hari untuk melayani lebih dari 200 rumah sakit di DKI dan sekitarnya.

Ia menambahkan, stok darah Jakarta tidak hanya untuk warga setempat, tetapi juga pasien dari daerah lain yang berobat di ibu kota.

"Standar WHO adalah 2 persen dari total jumlah penduduk. Jakarta sudah memenuhi itu," kata Beky.

Meski begitu, PMI tetap berinovasi dengan mendorong kegiatan donor darah, terutama di kalangan generasi muda.

"Kalau di Jakarta, kita sudah mulai donor di sekolah-sekolah, terutama SMA. Biasanya sekalian pemeriksaan golongan darah. Harapannya bisa menular, walaupun belum semua sekolah," tutur Beky.

Ia juga menyinggung kurangnya stok kantong darah secara nasional. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data bahwa Indonesia masih kekurangan sekitar 900 ribu kantong darah per tahun.

Direktur Pengembangan Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, dr Yanti Herman, MH.Kes, menjelaskan kebutuhan darah tahunan di Indonesia mencapai 5,6 juta kantong. Untuk menutup kekurangan tersebut, Kemenkes mengimbau pemerintah daerah dan PMI lebih aktif menyelenggarakan donor darah.

"Mudah-mudahan Diastika tidak hanya saat acara CSR. Setahun tiga atau empat kali masih bisa. PMI juga senang. Nanti ada reward untuk yang rutin donor," kata Yanti dalam acara yang sama.

Ia mencontohkan, di rumah sakit yang dikelola Kemenkes, staf diwajibkan menyumbang darah. "Mereka dapat satu SKP. Selain sehat, juga diapresiasi," ujarnya.

Menurut Yanti, jumlah pendonor aktif di Indonesia masih rendah. Rata-rata mereka hanya menyumbangkan satu kantong darah per tahun.

"Nanti di surat Dirjen, semua publik diminta membuat kegiatan plus donor darah. Tidak susah, tinggal menghubungi PMI atau UTD terdekat, mereka yang mengatur," katanya.

Kemenkes juga aktif mengampanyekan donor darah lewat media sosial, baik untuk kesehatan individu maupun manfaat bagi orang lain. Rumah sakit di luar RS vertikal Kemenkes juga didorong mewajibkan stafnya donor secara rutin.

"Memberikan penghargaan untuk pendonor aktif ini juga PR kita. Mudah-mudahan pembiayaannya lebih baik," kata Yanti.

Ia menambahkan, tantangan lain adalah distribusi darah yang tidak merata sehingga wilayah terpencil sulit mengakses stok cukup. Selain itu, fasilitas fraksionasi plasma masih minim, sementara obat berbasis darah masih bergantung pada impor karena belum diproduksi mandiri di dalam negeri.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|