REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehamilan merupakan masa sensitif di mana tubuh ibu bekerja keras untuk mendukung pertumbuhan janin. Meski banyak ibu fokus pada pola makan dan istirahat, kualitas udara yang dihirup ternyata sama pentingnya.
Penelitian menunjukkan udara tercemar dapat memicu persalinan prematur, berat badan lahir rendah, hingga gangguan perkembangan pada anak. Hal ini karena janin sepenuhnya bergantung pada ibu untuk oksigen dan nutrisi; apa pun yang dikonsumsi, dirasakan, atau dihirup ibu bisa memengaruhi pertumbuhan bayi.
Dokter spesialis ginekologi, dr Vaishali Sharma, menekankan pentingnya melindungi diri dari polusi udara selama kehamilan. Langkah sederhana untuk mengurangi paparan bisa berdampak besar pada kesehatan ibu dan masa depan bayi.
Berikut beberapa dampak buruk polusi udara terhadap kehamilan dan janin menurut dr Sharma, seperti dilansir laman Hindustan Times, Selasa (11/11/2025):
1. Berat badan lahir rendah dan masalah perkembangan
Bayi lahir normal biasanya memiliki berat 2,7 hingga 4 kilogram, namun paparan polusi meningkatkan risiko bayi lahir di bawah 2,2 kilogram. Menurut American Pregnancy Association, satu dari 12 bayi di AS lahir dengan berat rendah, dan kualitas udara buruk menjadi faktor utama.
"Perbaikan kecil dalam kualitas udara selama kehamilan dapat menurunkan risiko ini. Bayi dengan berat lahir rendah berpotensi mengalami tantangan perkembangan dan membutuhkan perawatan khusus," kata dr Sharma.
2. Risiko SIDS meningkat
Bayi sangat sensitif terhadap polusi udara. Paparan asap rokok pasif atau udara dalam ruangan yang buruk dapat meningkatkan risiko SIDS atau sindrom kematian bayi mendadak. Sharma menyarankan ibu hamil menjaga rumah bebas asap dan memiliki ventilasi baik.
3. Berisiko melahirkan anak dengan autisme
Studi Harvard menemukan ibu yang terpapar partikulat halus selama trimester ketiga dua kali lebih berisiko memiliki anak dengan autisme, terutama di dekat jalan raya atau kawasan industri. Polutan seperti partikel halus dan nitrogen oksida dapat mengganggu perkembangan otak janin. Karenanya, ibu hamil disarankan membatasi waktu di luar ruangan di area padat lalu lintas.
4. Persalinan prematur dan komplikasi asma
Polusi udara memicu persalinan prematur. Bayi lahir sebelum 37 minggu berisiko mengalami gangguan paru-paru dan neurologis.
Selain itu, polusi dapat memperburuk asma pada ibu hamil, yang jika tidak dikontrol, berpotensi menyebabkan preeklampsia dan mengurangi aliran oksigen ke janin, mengakibatkan pertumbuhan terhambat atau berat lahir rendah. Paparan jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko anak menderita asma.

1 hour ago
1







































