Haul Habaib: Wafat 99 Tahun Lalu, Ribuan Warga Tetap Kunjungi Habib Empang Bogor

1 hour ago 7

Warga berziarah dan berdzikir di makam Habib Empang Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ribuan orang memadati area masjid di Kompleks Makam Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas alias Habib Empang.

Meski sudah wafat 99 tahun lalu, hampir setiap hari ada saja orang berdzikir dan berziarah ke sana. Puncak keramaian orang berziarah ke sana terjadi setiap malam jumat dan ketika ada perayaan besar, seperti maulid Nabi dan haul Habib Empang.

Beberapa hari lalu, ribuan orang berkumpul di sana. Mereka berdzikir untuk menyemarakkan Maulid Nabi sekaligus haul sang habib keturunan Nabi Muhammad.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Taufiq bin Abdulqodir Assegaf menjelaskan bahwa Habib Empang adalah ahli syariat, tarikat, dan hakikat. “Beliau adalah orang yang layak disebut Al Arif Billah,” ujar pengasuh Pesantren Sunniyah Salafiyah di Pasuruan Jawa Timur itu.

Al Arif Billah adalah sebutan mereka yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah dan memahami kehendak-Nya dengan lebih baik. Mereka juga sering kali mengalami pengalaman spiritual yang mendalam dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hakikat kehidupan.

Yang sampai ke derajat spiritual ini pasti menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual, serta memahami bagaimana menggunakan harta dan kekuasaan untuk tujuan yang baik. Juga diyakini memiliki kemampuan spiritual luar biasa, seperti dapat memahami pikiran murid-murid mereka dari jarak jauh.

Habib Abdullah lahir di Hadhramaut (Yaman) tahun 1257 H/1841 M. Dia kemudian hijrah ke Nusantara dan menetap di Bogor, Jawa Barat. Karena beliau tinggal di daerah Empang, masyarakat lebih mengenalnya dengan panggilan Habib Empang.

Dia dikenal sebagai ulama yang berwibawa dan memiliki karamah. Banyak orang segan kepada beliau, termasuk pejabat dan orang-orang Belanda. Walaupun begitu, beliau sangat rendah hati dan dekat dengan rakyat kecil.

Disebutkan bahwa orang-orang Belanda pun menghormatinya. Ketika hendak melintas di depan rumah beliau, mereka menunduk sebagai bentuk penghormatan, padahal beliau tidak pernah meminta hal itu.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|