REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Yunita Dyah Suminar mengungkapkan, saat ini terdapat 1.800-an Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jateng. Namun dari jumlah tersebut, SPPG yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) hanya 546 atau sekitar 30 persen.
"SPPG yang mempunyai SLHS (berjumlah) 546," kata Yunita ketika diwawancara, Senin (10/11/2025).
Dia menambahkan, saat ini SPPG lainnya di Jateng masih dalam proses untuk mendapatkan SLHS. Yunita menjelaskan, terdapat beberapa syarat jika SPPG hendak memperoleh SLHS, antara lain menunjukkan kepemilikan sertifikat pelatihan higiene sanitasi bagi penjamah makanan, hasil lab sampel makanan, dan hasil inspeksi lapangan oleh petugas dari dinas kesehatan di daerah terkait.
Yunita memastikan bahwa proses penerbitan SLHS melalui prosedur yang ketat. "Jadi tidak serta merta (SPPG) mengajukan kemudian diobral. Kita semua harus mengamankan kebijakan dengan prosedur yang benar," ujarnya.
Yunita pun sempat menjelaskan serangkaian kasus dugaan keracunan MBG yang terjadi di Jateng sepanjang 2025. Dia mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. "Tapi pada prinsipnya, yang namanya terjadi seperti itu (dugaan keracunan) pasti penyebabnya adalah bahan makanannya, cara mengolahnya, kemudian waktu penyajiannya," ucapnya.
Dia menambahkan, pengujian sampel makanan dari serangkaian kasus dugaan keracunan MBG di Jateng selama 2025 sudah dilakukan. Namun Yunita mengeklaim tidak ditemukan hal yang "aneh-aneh".
Yunita menekankan bahwa dugaan keracunan disebabkan teknis pengolahan dan penyajian makanan. "Bahwa waktu memasak, cara memasak, kemudian antara memasak dan menyajikan, itu saja. Tidak ada yang lain-lain," ujarnya.
Dia mengungkapkan, setelah serangkaian kasus dugaan keracunan di Jateng, semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan MBG melakukan evaluasi. Inspeksi terhadap SPPG turut dilakukan. "Kemudian pemenuhan terhadap SLHS juga dilakukan," ucap Yunita.
Saat mendampingi kunjungan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana ke Kota Semarang pada awal Oktober 2025 lalu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengungkap jumlah siswa di Jateng yang diduga menjadi korban dugaan keracunan MBG. "Dari 35 kabupaten, sudah 15 kabupaten yang kemarin tidak baik-baik saja. Hampir 2.700 anak-anak kita yang menjadi sasaran terkontaminasi," kata Luthfi saat memberikan keterangan kepada awak media di GOR Jatidiri, 4 Oktober 2025 lalu.
Menurut Luthfi, hal itu menjadi bahan evaluasi besar-besaran pelaksanaan MBG di Jateng. Dia turut menginstruksikan seluruh kepala daerah di Jateng untuk aktif mengawasi pelaksanaan MBG di wilayahnya masing-masing, termasuk terkait standar kehigienisan.

2 hours ago
1















































