Fenomena Baru di RI: Pekerja-Pengangguran Lulusan SD ke Bawah Turun

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Terjadi pergeseran di peta ketenagakerjaan Indonesia, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia per Agustus 2025. Dipaparkan, sepanjang setahun Agustus 2024-Agustus 2025, penyerapan tenaga kerja di Indonesia bertambah sebanyak 1,90 juta orang. Dengan begitu, angkatan kerja di Indonesia yang bekerja tercatat mencapai 146,54 juta orang pada Agustus 2025.

Di saat bersamaan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2025 dilaporkan mencapai 7,46 juta orang, atau sebesar 4,85 persen. Mengalami penurunan 0,06 persen poin dibanding Agustus 2024.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menjabarkan, pada Agustus 2025 tercatat hampir semua lapangan usaha mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tertinggi terjadi di sektor pertanian, akomodasi dan makan minum, serta industri pengolahan dengan peningkatan tenaga kerja masing-masing sekitar 0,49 juta orang, 0,42 juta orang, dan 0,30 juta orang.

Angka ini mengalami perubahan dibandingkan data per Februari 2025. Di mana BPS mencatat, lapangan usaha Konstruksi, Industri Pengolahan, dan Akomodasi &
Makan Minum menyerap tenaga kerja terbesar.

Pergeseran juga terjadi di data penduduk Indonesia yang bekerja berdasarkan tingkat pendidikan. Disebutkan, penduduk Indonesia yang bekerja masih didominasi kelompok lulusan SD ke bawah, mencapai 34,75% atau sekitar 50,92 juta orang. Disusul lulusan SMA dengan porsi 21,19% atau 31,05 juta orang, dan pendidikan SMP sekitar 25,08 juta orang atau 17,11%.

Di saat bersamaan, penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah mengalami tren penurunan.

Pada Agustus 2023, porsinya tercatat sebesar 36,82%, lalau di Februari 2024 menyusun jadi 36,54%. Kemudian pada Agustus 2024 turun ke 35,80%.

Namun pada Februari 2025 naik tipis ke 35,89%, lalu turun ke 34,75% di Agustus 2024.

Sementara, penduduk bekerja lulusan Diploma ke atas mengalami tren peningkatan.

Pada Agustus 2023 tercatat sebanyak 12,76%, turun tipis ke 12,67% di Februari 2024. Lalu naik ke 12,82% di Agustus 2024, naik lagi ke 12,83% di Februari 2025, dan melonjak ke 13,06% di Agustus 2025.

Tercatat juga pada data TPT pada Agustus 2023-Agustus 2025, persentase pengangguran lulusan SD ke bawah menunjukkan tren penurunan. Berturut-turut dari 2,56% susut ke 2,38%, lalu ke 2,32% pada Agustus 2024-Februari 2025, kemudian turun ke 2,30% di Agustus 2025. Terjadi penurunan 0,02 persen poin sepanjang Agustus 2024-Agustus 2025.

Fenomena Penduduk Berpendidikan Tanggung

Moh. Edy Mahmud menjelaskan, penurunan pengangguran di kelompok lulusan SD sejalan dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor yang mudah diakses oleh masyarakat berpendidikan rendah, terutama pertanian dan perdagangan.

"Sejalan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha pertanian dan perdagangan, biasanya untuk lapangan usaha pertanian itu relatively mudah dimasuki, artinya dia tidak memerlukan syarat-syarat pendidikan karena pertanian terutama di desa-desa itu tidak ada syarat untuk pendidikan, makanya mudah dimasuki, Ini barangkali salah satu penyebab kenapa pengangguran di tingkat sekolah dasar itu semakin kecil," ujar Edy.

Lebih lanjut, Edy menyoroti fenomena menarik di mana tingkat pengangguran justru lebih tinggi pada kelompok masyarakat dengan pendidikan menengah. Hal ini, kata dia, kerap berkaitan dengan faktor psikologis dan pilihan kerja.

"Jadi justru memang kadang-kadang yang terjadi (menganggur) itu yang pendidikannya tanggung-tanggung. Jadi pendidikan tanggung-tanggung itu mau masuk ke kegiatan yang formal syarat pendidikannya tinggi nggak bisa, tapi mau masuk ke yang lebih mudah kadang-kadang masalah gengsi ini. Pendidikannya tanggung nggak mau," jelasnya.

Edy juga menambahkan, sektor pertanian, khususnya di wilayah perdesaan, masih menjadi penopang utama bagi masyarakat dengan pendidikan dasar.

"Pekerja pada level yang lebih rendah kalau yang di pertanian terutama di perdesaan, tanaman pangan barangkali karena sangat mudah dimasuki. Maka itu yang menyebabkan masyarakat kita yang masih pendidikan sekolah dasar mungkin lebih mudah memasuki lapangan usaha yang model seperti itu," ungkapnya.

Dengan kata lain, meski berpendidikan rendah, kelompok ini dinilai lebih fleksibel dalam menerima pekerjaan yang tersedia. Tak gengsi ambil kerjaan yang ada, justru membuat mereka lebih cepat terserap ke lapangan kerja.

Rilis BPS Rabu (5/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistic)Foto: Rilis BPS Rabu (5/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistic)
Rilis BPS Rabu (5/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistic)


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Lapangan Kerja Sulit, BP2MI Sarankan Cari ke Luar Negeri

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|