Efisiensi FAST KFC, Tutup 20 Gerai danamp; Kurangi 1.041 Karyawan

7 hours ago 2

Harianjogja.com, JAKARTA—Emiten pengelola jejaring restoran cepat saji KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) telah mencatatkan penyusutan rugi bersih per kuartal III/2025. Penyusutan kerugian terjadi seiring dengan langkah efisiensi perseroan seperti dengan memangkas gerai dan jumlah karyawan.

Berdasarkan laporan keuangannya, FAST masih membukukan rugi bersih sebesar Rp239,58 miliar per kuartal III/2025, susut 56,99% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp557,08 miliar.

FAST sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan 0,76% YoY menjadi Rp3,56 triliun per kuartal III/2025, dibandingkan Rp3,59 triliun per kuartal III/2024.

Namun, FAST juga mencatatkan penyusutan beban pokok pendapatan 4,99% YoY menjadi Rp1,43 triliun. Alhasil, FAST memperoleh laba bruto Rp2,13 triliun, naik 2,29% YoY.

Selain itu, FAST juga mencatatkan penyusutan pada sejumlah beban. Tercatat, beban penjualan dan distribusi menyusut dari Rp2,09 triliun menjadi Rp1,91 triliun. Kemudian, beban umum dan administrasi menyusut dari Rp572,03 miliar menjadi Rp523,51 miliar. Lalu, beban operasi lain menyusut dari Rp36,95 miliar menjadi Rp31,97 miliar.

FAST memang sedang berjuang untuk bisa memperoleh laba karena terus mengalami rugi sejak 2020. Tahun lalu menjadi kerugian terbesar sejak Covid-19 menyebar di Indonesia, yaitu negatif Rp798 miliar. Padahal pada tahun pertama pandemi, perseroan merugi Rp377 miliar.

Direktur Fast Food Wachjudi Martono mengatakan dalam upayanya itu, Fast Food terus fokus pada upaya peningkatan efisiensi operasional, optimalisasi rantai pasok, serta penguatan kinerja anak perusahaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

“Selain itu, perseroan juga melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki profitabilitas dan struktur keuangan, antara lain melalui pengendalian biaya, peningkatan produktivitas, serta kerja sama dengan mitra strategis guna memperluas potensi pasar,” katanya dalam public expose pada beberapa waktu lalu.

Salah satu langkah yang dilakukan FAST adalah efisiensi dengan mengurangi karyawan dan gerai. Sepanjang 2025, FAST telah memangkas 20 gerai. Per 30 September 2025, perseroan mengoperasikan 695 gerai restoran, dibandingkan dengan per 31 Desember 2024 sebanyak 715 gerai restoran.

FAST juga telah memangkas 1.041 karyawan sepanjang 2025. Per 30 September 2025, FAST mempunyai 12.065 karyawan, dibandingkan per 31 Desember 2024 sebanyak 13.106 karyawan.

Selain itu, FAST juga menjajal aksi korporasi. Perseroan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak Rp80 miliar.

Fast Food menerbitkan 533,33 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp150 per lembar. Dari jumlah tersebut, Grup Salim melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) mengambil bagian sebanyak 266,66 juta saham.

Dengan aksi ini, porsi kepemilikan Indoritel di FAST meningkat sebesar 1,67%, dari sebelumnya 35,84% menjadi 37,51%. Sisanya akan diambil Gelael melalui PT Gelael Pratama. Hal itu membuat porsi kepemilikannya meningkat dari 40% menjadi 41,18%.

Sementara investor lain seperti BBH Luxembourg akan berkurang dari 7,9% jadi 6,97%. Lalu, masyarakat dari 16,18% jadi 14,27% dan saham treasuri dari 0,08% jadi 0,07%.

Dana yang diperoleh FAST dari penerbitan saham, Rp52 miliar akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran beberapa kewajiban lancar. Sisanya, yaitu Rp28 miliar akan dimanfaatkan untuk biaya operasional efisiensi karyawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|