Dua Hari Abrasi Pantai Trisik, Empat Bangunan Milik Warga Rusak

4 hours ago 2

Dua Hari Abrasi Pantai Trisik, Empat Bangunan Milik Warga Rusak Abrasi di Pantai Trisik merusak bangunan yang dekat dengan bibir pantai hingga hanya menyisakan tiang/tiang sisa bangunan. / Istimewa

Harianjogja.com, KULONPROGO–Abrasi terjadi di Pantai Trisik, Galur, Kulonprogo selama dua hari terakhir. Peristiwa ini berdampak pada sejumlah bangunan di sekitarnya lantaran jarak bibir pantai semakin dekat.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulonprogo, Aris Widiatmoko, mengatakan abrasi terjadi sejak Kamis (6/11/2025) hingga Jumat (7/11/2025). Dampaknya, sejumlah bangunan milik warga mengalami kerusakan.

“Dampaknya ke tiga bangunan warung dan satu bangunan hunian rumah milik warga,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (7/11/2025).

“Satu rumah itu mengalami rusak berat, sedangkan warung-warung sudah ambruk, hanya menyisakan beberapa tiang saja,” lanjut Aris. Menurutnya, pemilik rumah telah mengevakuasi barang-barang berharga. Untuk keamanan, rumah tersebut sementara tidak ditempati karena dikhawatirkan roboh.

Sementara itu, pemilik warung terdampak tidak dapat berjualan akibat kondisi bangunan yang kini berada di bibir pantai. “Warung sudah tidak bisa dipakai berjualan, harus pindah lokasi sekarang,” ucap Aris.

“Baik warung maupun rumah yang terdampak abrasi ini bukan bangunan semi permanen, temboknya pakai batako,” imbuhnya.

Menurut Aris, abrasi di Pantai Trisik semakin parah karena bibir pantai semakin maju ke daratan, sehingga menggerus bangunan yang berdiri di dekatnya.

Padahal, empat bangunan yang terdampak ini beberapa tahun lalu berjarak cukup jauh dari bibir pantai. Aris mengakui, bukan tidak mungkin kerusakan akan bertambah jika abrasi berlanjut.

“Kalau ombaknya tinggi bisa saja menghantam bangunan lagi. Tadi pagi kami pantau ombaknya sudah landai,” tuturnya.

Aris menambahkan, dalam satu tahun terakhir jarak bangunan dengan bibir pantai kini hanya tinggal sekitar 50 meter. Sebelumnya, lokasi itu masih dipisahkan penangkaran penyu dan joglo edukasi sebelum mencapai garis air.

“Sekarang penangkaran penyu itu sudah habis karena abrasi terus merembet ke utara berdampak ke warung-warung dan rumah,” ungkapnya.

Suryadi, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo, mengatakan abrasi di wilayah selatan Kulonprogo sudah terjadi bertahun-tahun. Ia membenarkan jarak terdekat kini hanya sekitar 50 meter.

Padahal sebelumnya masih sekitar 200 meter. Artinya terjadi penyusutan daratan sekitar 150 meter.

“Penyebab abrasi di pantai-pantai Kulonprogo adalah gelombang besar. Harusnya ada pasokan material pasir dari Gunung Merapi sebagai penyeimbang. Namun karena penambangan pasir di Kali Progo sudah ditutup, abrasi menjadi lebih kuat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|