Business Matching di Kulonprogo Fasilitasi Pelaku UMKM Meluaskan Pasar

2 hours ago 3

Business Matching di Kulonprogo Fasilitasi Pelaku UMKM Meluaskan Pasar Batik dan produk kerajinan yang dipamerkan melalui model yang berlenggak-lenggok di atas panggung untuk memperkenalkan produk UMKM Kulonprogo agar menjadi lebih naik kelas./ Harian Jogja - Khairul Ma'arif /

KULONPROGO - Business matching digelar dalam rangkaian Gebyar UMKM Kulonprogo 2025 di Alun-alun Wates, Senin (29/9/2025). Kegiatan yang disokong oleh Dana Keistimewaan (Danais) DIY 2025 itu mempertemukan antara pelaku UMKM Kulonprogo dengan sejumlah pelaku usaha atau perusahaan besar. Business matching mempertemukan sebanyak 120 pelaku usaha peserta Gebyar UMKM Kulonprogo 2025 dengan perusahaan atau pelaku usaha yang sudah kelas atas.

Ketua Tim Penyelenggara Gebyar UMKM Kulonprogo 2025 Ridwan Dhaniarsa Rachman mengatakan dalam business matching pelaku UMKM Kulonprogo mayoritas memiliki produk olahan, kuliner, kerajinan dan pakaian atau fashion. Menurutnya tiap jenis dipertemukan dengan pengusaha besar seperti produk olahan dan kuliner dengan cafe Taru Martani. "Jadi tiap jenis itu kita carikan pangsanya. Kalau fashion ke PAND's Departement Store," katanya kepada Harian Jogja, Senin (29/9/2025). Selain itu ada pula dari Hotel Morazen Yogyakarta yang membicarakan peluang bisnis bagi UMKM yang ingin memasarkan produknya di hotel.

Business matching diharapkan menjadi sarana pelaku UMKM Kulonprogo agar produk jualannya dibawa atau diajak kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar. Setidaknya menurut Dhaniarsa produk UMKM bisa diajak untuk sekadar event atau dipesan hasil jualannya. "Jadi kita membuka peluang pasarnya. Di situ business matchingnya," imbuhnya.

BACA JUGA: Desa Wisata Sidorejo Terbaik Se-Kulonprogo, Ini Saran GKR Bendara

Dia berkeinginan agar produk pelaku UMKM dapat diminati, ketika walaupun belum tertarik diharapkan agar memberikan pencerahan terkait syaratnya sehingga pelaku UMKM Kulonprogo dapat memperbaiki dan kemudian dapat tertarik. Namun, kata Dhaniarsa dari cafe Taru Martani tertarik terhadap sejumlah produk olahan kuliner. Cokelat makaryo, kopi roro dan tahu bakso diminati cafe Taru Martani.

"Kalau harapan kita bisa dibeli atau bisa dimasukan event atau proyek mereka seperti misalnya cokelat bisa jadi konsumsi agenda Bank Indonesia atau Bank BPD DIY," ucap pria yang akrab disapa Dhani ini. Dalam business matching ini juga dipamerkan produk fashion dan kerajinan yang diperagakan para model. Empat model tampil berlenggak-lenggok di atas panggung menggunakan batik dan kerajinan tas serta sepatu.

Dhani menyampaikan, momen itu merupakan upaya memamerkan produk kerajinan dan fashion ketika dipakai itu bagus dan layak. "Biar dilirik makanya kita pakai model tetapi hanya untuk craft dan fashion saja istilah kita ingin tebar pesona aja," ucapnya.

Sementara itu, Store Manager Pand's Muslim Department Store Jogja, Sri Hartati menambahkan business matching ini sangat dibutuhkan dan mendukung bagi para pelaku UMKM. Pemasaran dan modal menjadi dukungan utama para pelaku UMKM, di business matching ini mempertemukannya dengan para pihak yang terlibat baik dari Bank ataupun seperti PAND's. Meskipun memang sekarang sudah masif media sosial tetapi masih ada yang membutuhkan membeli secara offline di toko seperti di PAND's.

"Adanya business matching bener banget untuk menumbuhkembangkan UMKM yang ada difasilitasi dari pemerintah dan stakeholder yang ada," tuturnya. Sri Hartati mengatakan, produk fashion yang dipamerkan bisa saja masuk PAND's namun sesuai syarat dan ketentuan. Menurutnya, batik dan songkok bisa saja masuk diperjual belikan di PAND's.

Acara ini terselenggara berkat dukungan para sponsor yaitu Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY, BPD DIY Cabang Wates, Hotel Morazen Yogyakarta, Taru Martani Cafe n Lounge 1918, Pand's, BSI Wates, PDAM Tirta Binangun, Vasana, Jomart, Etawalin, dan Ikitelurqu. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|