REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Ibnu Hibban, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tuhanku telah mendidikku, maka Dia menjadikan pendidikanku yang terbaik."
Bagaimana Allah Ta'ala mendidik Rasulullah SAW? Setidaknya, terdapat tiga metode.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Pertama, pendidikan by design. Dalam arti, pendidikan bagi Nabi SAW sudah direncanakan oleh Allah SWT bahkan jauh sebelum lelaki itu dilahirkan.
Perhatikanlah silsilah Nabi Muhammad SAW. Ayahnya bernama Abdullah. Artinya, "hamba Allah." Ibundanya, Aminah. Artinya, "dapat dipercaya." Ketika beliau lahir, kakeknya--Abdul Muthalib--memberikan nama Muhammad. Artinya, "orang yang terpuji." Sebab, sang kakek melihat silsilah cucunya itu dari kalangan yang penuh pujian--sampai kepada Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim AS.
Allah SWT juga mengondisikan pola pengasuhan Nabi SAW, sejak beliau masih dalam kandungan, bayi, hingga akhirnya menjadi anak yatim-piatu. Mulanya, beliau diasuh sang kakek. Kemudian, pamannya, Abu Thalib, menjadi pengasuhnya.
Ketika ditanya terkait hal ini, bagaimana pengasuhan itu terjadi secara berpindah-pindah, maka Nabi Muhammad menjawab, "Begitulah cara Allah mendidikku sehingga tak ada satu orang pun yang sangat berpengaruh dalam hidupku, termasuk orang tuaku sendiri."
Kedua, pendidikan berbasis kenabian (prophetic). Saat usia beliau 40 tahun, Muhammad SAW diangkat oleh Allah Ta'ala menjadi utusan-Nya. Sejak saat itu, Allah mendidik beliau dengan tuntunan wahyu, yang sampai kepadanya melalui Malaikat Jibril.
sumber : Hikmah Republika oleh Muhammad Kosim

9 hours ago
4













































