Trump Mau Jadi Diktator? Mulai Otoriter dan Ancam Cabut Izin Media

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan bahwa pemerintah federal mungkin akan mencabut izin jaringan televisi siaran yang "menentangnya". Komentar Trump muncul sehari setelah ABC menangguhkan penayangan acara "Jimmy Kimmel Live!" karena komentar pembawa acaranya yang mengaitkan tersangka pembunuh aktivis konservatif Charlie Kirk dengan gerakan Make America Great Again (MAGA) Trump.

Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS, Brendan Carr, telah mengisyaratkan bahwa lisensi siaran ABC terancam jika tidak "mengambil tindakan terhadap Kimmel, Rabu. ABC merupakan anak perusahaan Disney.

"Saya pernah membaca di suatu tempat bahwa jaringan-jaringan televisi 97% menentang saya. Sekali lagi, 97% negatif," kata Trump berbicara kepada para wartawan di Air Force One, Kamis, dikutip CNBC International, Jumat (19/9/2025).

"Namun saya menang dengan mudah, di ketujuh negara bagian yang masih belum jelas," tambahnya merujuk pada kemenangannya dalam pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024.

"Mereka hanya memberi saya publisitas yang buruk. Pers. Maksud saya, mereka sedang mendapatkan lisensi," ujarnya menurut rekaman audio dari konferensi pers yang disediakan oleh Gedung Putih.

"Saya pikir mungkin lisensi mereka harus dicabut," kata Trump lagi.

Trump secara khusus merujuk pada kritik yang ia terima dari Kimmel. Ia juga menyinggung pembawa acara larut malam (late night show) CBS, Stephen Colbert, yang acaranya juga telah dihentikan sebelumnya.

"Lihat, itu juga sesuatu yang harus dibicarakan untuk perizinan," kata Trump.

"Ketika Anda punya jaringan dan acara malam, dan yang mereka lakukan hanyalah menyerang Trump. Hanya itu yang mereka lakukan," tambahnya.

"Kalau ditelusuri kembali, saya rasa mereka sudah bertahun-tahun tidak punya penyiar konservatif," ujarnya lagi.

"Tapi kalau ditelusuri kembali, lihat saja, yang mereka lakukan hanyalah menyerang Trump. Mereka punya izin. Mereka tidak diizinkan melakukan itu. Mereka adalah sayap partai Demokrat," tegasnya.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara Carr mengatakan kepada acara Squawk on the Street di CNBC International bahwa "kita belum selesai dengan perubahan dalam ekosistem media". Ini ujarnya menjadi konsekuensi dari terpilihnya Trump.

Stasiun televisi siaran yang berafiliasi dengan jaringan, termasuk ABC, CBS, NBC, dan Fox, harus mendapatkan lisensi dari FCC untuk beroperasi karena konten mereka disiarkan melalui udara, dan secara teknis gratis bagi pemirsa selama mereka memiliki antena. Hal ini berbeda dengan jaringan TV kabel, yang pelanggannya membayar biaya kepada distributor untuk menonton.

Trump Otoriter, Mau Jadi Diktator?

Sebelumnya sejumlah media sudah menulis bagaimana Trump menjadi otoriter. Bahkan sikapnya menunjukkan ciri diktator.

Mengutip ABC, sikap otoriter Trump merujuk sejumlah hal. Tak hanya soal media, tapi perintah menerjunkan garda militer di Washington dan sejumlah kota juga jadi alasan lain.

Media itu juga memuat definisi otoritarianisme merujuk buku How Democracies Die, karangan Harvard Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Definisinya lebih luas dari diktator di mana pelaku disebut menunjukkan empat tanda.

"Ketika seorang politisi menolak aturan demokrasi, menoleransi atau mendorong kekerasan, menolak legitimasi lawan, dan menunjukkan kesediaan untuk membatasi kebebasan sipil lawan, termasuk media," tulisnya.

Hal sama juga dibahas The Guardian. Kebanyakan diktator modern, disebut berusaha menyembunyikan aspirasi mereka, tapi Trump terlihat tidak.

Dimuat kutipan Kim Lane Scheppele, seorang profesor sosiologi di Universitas Princeton. Scheppele mengatakan para pemimpin seperti Vladimir Putin dari Rusia, Viktor Orban dari Hongaria, dan Recep Tayyip Erdogan dari Turki telah "berusaha keras" untuk menghindari citra "diktator abad ke-20" dengan harapan mereka dapat terhindar dari label tersebut.

"Jika Anda membayangkan diktator sebagai, Anda tahu, tank-tank di jalanan dan sejumlah besar personel militer memberi hormat kepada pemimpin, dan poster-poster besar pemimpin yang terpasang di gedung-gedung nasional, semua hal itu mengingatkan semua orang pada Jerman di bawah Hitler, Rusia di bawah Stalin, dan sebagainya, serta Italia di bawah Mussolini," ujarnya.

Oleh karena itu, Orban, Erdogan, dan tokoh-tokoh sejenisnya berusaha menghindari citra tersebut. Namun, Trump tampaknya tidak terganggu.

Sebelumnya, Trump sempat mengatakan ia bukan seorang diktator. Tetapi pekan di akhir Agustus ia berkata "mungkin negerinya ingin seorang diktator".

"Banyak orang berkata: 'Mungkin kita ingin seorang diktator," ujarnya.

"Istilahnya adalah saya seorang diktator. Tapi saya memberantas kejahatan. Jadi banyak orang berkata: 'Anda tahu, kalau begitu, saya lebih suka punya diktator,'" kata Trump dalam rapat kabinet.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Resesi Minggir! Orang AS Sudah Mulai 'Cinta' Donald Trump

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|