Penampakan tebing longsor di Sungai Mruwe, Padukuhan Mantup, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Bantul, yang belum diperbaiki sejak Mei lalu, Senin (11/8 - 2025)
Harianjogja.com, BANTUL – Tebing di aliran Sungai Mruwe, tepatnya di Padukuhan Mantup, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Bantul, mengalami longsor sejak Mei lalu. Warga khawatir kerusakan ini akan semakin meluas jika tidak segera ditangani, terutama saat musim hujan yang memicu arus deras di sungai tersebut.
Pantauan di lokasi, tebing yang longsor itu terlihat hanya dipasangi karung berisi pasir untuk menahan longsor lanjutan di bagian tepi. Lokasinya yang hanya belasan meter dengan tempat pengolahan sampah desa tersebut ditakutkan warga bisa berdampak pada bangunan di sekitarnya.
BACA JUGA: Botol Berisi Bensin Dilempar ke Rumah Warga Piyungan, Satu Pelaku Sempat Kabur
Suyatno, 44, warga setempat menuturkan longsor terjadi saat hujan deras pada Mei lalu. Menurutnya, derasnya aliran sungai ketika banjir menyebabkan tebing tergerus dan ambrol.
“Dulu nggak seperti ini, tebingnya masih agak menjorok ke barat. Sekarang sudah habis tergerus banjir. Luapannya waktu itu tinggi sekali, bahkan sampai masuk ke tempat pengolahan sampah sini” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Suyatno mengatakan kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan karena upaya penahan sementara hanya menggunakan karung berisi material. “Takutnya makin longsor. Tadi ada yang bawa meteran, katanya mau diukur mungkin akan ditindaklanjuti. Panjangnya sudah lebih dari 10 meter yang longsor,” tambahnya.
Lurah Baturetno, Sarjaka membenarkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul, serta Pemda DIY.
Menurutnya, permasalahan longsor ini cukup kompleks karena lokasi berada di perbatasan dengan Kabupaten Sleman.
“Yang longsor ini memang wilayah Bantul, tapi arus deras yang menggerus berasal dari belokan sungai di sisi timur yang masuk wilayah Sleman. Makanya kami ingin agar penataan dilakukan di kedua sisi, supaya saat hujan deras aliran air tidak langsung menghantam tebing di Bantul,” jelas Sarjaka.
Sarjaka menambahkan, jika tidak ada penanganan terpadu, longsor dikhawatirkan akan semakin parah dan mengancam lahan warga di sekitar lokasi. Pihak kalurahan kini menunggu tindak lanjut dari instansi terkait untuk melakukan perbaikan permanen.
"Lokasi sungai dan tebing yang longsor memang dekat lahan pertanian warga, dikhawatirkan jika tidak ada penanganan akan timbul masalah baru," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News