Tanpa DAK, Disperpusip Kulonprogo Gandeng Komunitas

2 hours ago 2

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Kabupaten Kulonprogo sudah dipastikan tidak mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik dari pusat pada tahun depan.

Padahal, dana tersebut selama ini banyak membiayai berbagai kegiatan di tahun 2025, seperti bimbingan teknis (bimtek), pelatihan, hingga festival literasi. Menyikapi hal tersebut, Disperpusip Kulonprogo akan menggandeng berbagai komunitas di Bumi Binangun untuk menyelenggarakan kegiatan selama 2026.

Kepala Disperpusip Kulonprogo, Duana Heru Supriyanta, mengakui bahwa menggandeng komunitas akan menjadi opsi utama agar berbagai kegiatan tetap berjalan di perpustakaan. Menurutnya, kerja sama juga bisa dilakukan dengan kalangan mahasiswa untuk membuat kegiatan bersama. "Kegiatan kita masih bisa kerja sama dengan pihak lain, seperti teman-teman mahasiswa UNY. Justru dengan cara seperti itu, pelaksanaannya lebih ringan," katanya, Minggu (9/11/2025).

Duana mengungkapkan, berkegiatan bersama komunitas atau mahasiswa lebih ringan karena Disperpusip hanya menyediakan tempat tanpa harus menyiapkan konsumsi. Berbagai kegiatan dapat dilakukan, baik pertunjukan maupun bedah buku.

"Kami cukup menyediakan tempat, sound system, dan LCD. Bisa untuk bedah buku, pentas drama, dan mengundang anak-anak sekolah untuk datang," ungkapnya. Duana menyampaikan, komunitas yang dimaksud antara lain Komunitas Wregas, Sastraku, Kamasutra, dan lainnya. Kehadiran komunitas dapat menarik lebih banyak pengunjung ke perpustakaan.

Menurutnya, kegiatan di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kulonprogo sangat dibutuhkan. Berkat DAK nonfisik, aneka ragam kegiatan tahun ini berhasil mengundang masyarakat datang dan membuat mereka takjub karena perpustakaan tidak hanya sekadar tempat membaca buku. "Kalau perpustakaan tidak ada kegiatan, akan mati dan tidak ada yang berkunjung. Jadi, perlu ada kegiatan," tuturnya.

Duana mengaku, DAK nonfisik pada 2025 memiliki banyak peruntukan sepanjang tahun. Menurutnya, perpustakaan tidak harus menjadi tempat membaca yang hening, berisi buku dan tembok saja. Namun, perpustakaan kini juga harus menjadi tempat kegiatan untuk memantik kunjungan masyarakat.

"Perpustakaan sekarang untuk berkegiatan. Kalau monoton hanya sebagai tempat baca, bisa kalah dengan media sosial. Kalau ada kegiatannya, jadi asyik dan membuat orang berkunjung," ungkapnya. Perpustakaan dapat dijadikan sarana belajar, seperti pelatihan membuat konten video yang diselenggarakan pada 2025.

Sebelumnya, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas, Nurhadi Saputra, mengatakan DAK nonfisik tetap akan ada pada 2026. Namun, Kulonprogo tidak mendapatkannya karena akreditasinya sudah habis dan belum diperpanjang. Alokasinya belum ada untuk Kulonprogo, mengingat DAK nonfisik diutamakan bagi Perpusda yang telah memiliki akreditasi A sampai C.

"Untuk DAK fisik memang tidak ada karena kebijakan fiskal yang baru. Untuk DAK nonfisik tetap ada tahun depan. Memang Kulonprogo tidak dapat DAK nonfisik tahun depan. Silakan ajukan akreditasi di tahun berikutnya agar bisa dialokasikan lagi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|