Kendaraan tempur Medium Tank Harimau hasil produksi dari PT Pindad (Persero) melintasi rintangan saat parade kendaraan di Komplek Pindad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/2/2020).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan alasan menambah alat utama sistem senjata (alutsista) baru, salah satunya Tank Harimau. Agus menerangkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar dan memiliki pulau-pulau terpencil.
“Kalau kita lihat peperangannya sekarang dunia itu sudah sangat canggih sekali. Kalau kita tidak mengikuti perkembangan zaman bagaimana kita mau melindungi masyarakat?” ujar diasaat ditemui di TNI Fair di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Ahad (21/9/2025).
Dalam menjaga kedaulatan Tanah Air, kata dia, dibutuhkan alutsista yang canggih seiring dengan berkembangnya zaman. Maka dari itu, TNI menambah kekuatan baru dengan menghadirkan alutsista seperti Tank Harimau guna menjaga Indonesia.
Diketahui, dalam TNI Fair 2025, TNI Angkatan Darat (AD) memamerkan alutsista Tank Harimau yang merupakan hasil kerja sama Indonesia-Turki dan merupakan hasil produksi dalam negeri.
Tank Harimau memiliki bobot sekitar 30 ton dengan dimensi panjang 7 meter, lebar 3,2 meter, dan tinggi 2,62 meter. Kendaraan tempur ini mampu melaju hingga kecepatan 70 kilometer per jam dengan jarak jelajah mencapai 600 kilometer.
Persenjataan utamanya berupa meriam kaliber 105 milimeter dengan jarak capaian lebih dari 5 kilometer, tergantung jenis munisi, sementara jarak tembak efektifnya sekitar 3 kilometer.
Tank hasil kerja sama Indonesia-Turki itu mulai diproduksi pada 2019 dan tiba di Indonesia sejak 2021. Saat ini TNI AD tercatat telah mengoperasikan 18 unit Tank Harimau.
Selain Tank Harimau, TNI AD juga memamerkan sejumlah alutsista modern lain seperti Panser Anoa, Leopard, helikopter, serta perlengkapan komunikasi dan konstruksi.
sumber : Antara