KP2MI Dorong Transformasi Penempatan Pekerja Migran ke Pasar Global

5 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) berupaya mendorong transformasi tata kelola penempatan pekerja migran Indonesia agar lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja global. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri (P3KLN) KP2MI, Dwi Setiawan Susanto, dalam sebuah forum di Jakarta, Kamis.

Dalam forum tersebut, Dwi mengungkapkan bahwa permintaan tenaga kerja migran di berbagai negara cukup besar, termasuk di Jepang yang membuka sekitar 850 ribu peluang kerja dalam lima tahun mendatang. Namun, Indonesia baru mampu menempatkan sekitar 297 ribu pekerja migran pada tahun 2024, menunjukkan perlunya integrasi sistem dan pemetaan sektor untuk menjawab permintaan yang ada.

Pada forum yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Dirjen Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha, dan CEO Panasonic Rachmat Gobel, Dwi menyoroti tantangan utama dalam mencocokkan kebutuhan tenaga kerja global dengan ketersediaan tenaga kerja Indonesia. Saat ini, sektor penempatan masih didominasi oleh sektor domestik sekitar 80 persen, meskipun pekerja migran Indonesia memiliki keunggulan di sektor formal seperti kesehatan, manufaktur, dan hospitality.

Strategi Transformasi Penempatan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, KP2MI menyiapkan strategi transformasi dengan memperkuat market intelligence, pemetaan sektor per negara, serta peningkatan keterampilan berbasis standar internasional. Peran Atase Ketenagakerjaan RI di luar negeri juga akan diperkuat untuk mengidentifikasi kebutuhan langsung dari pengguna di berbagai sektor industri.

Dwi menekankan pentingnya membangun database yang solid dan mencocokkannya dengan potensi tenaga kerja Indonesia yang berbasis pada potensi geografis dan karakteristik daerah. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja global, terutama di negara-negara dengan populasi menua.

Beberapa negara tujuan utama pekerja migran Indonesia masih didominasi oleh Taiwan, Malaysia, Jepang, Korea, dan Hongkong. Namun, peluang di negara-negara lain seperti Jerman dan Kanada tetap terbuka. Dwi menambahkan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk melakukan rebranding pekerja migran Indonesia sebagai tenaga kerja terampil dengan kompetensi dan sertifikasi internasional.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|