Kopdes Merah Putih Terkendala Modal dan Keanggotaan

8 hours ago 5

Kopdes Merah Putih Terkendala Modal dan Keanggotaan Foto ilustrasi Koperasi Merah Putih. - Foto dibuat oleh AI - ChatGPT

Harianjogja.com, BANTUL – Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul memastikan seluruh desa sudah memiliki koperasi desa merah putih (KDMP) sebagai wadah penguatan ekonomi lokal. Namun, keberadaan kelembagaan ini masih menghadapi tantangan terutama di sisi permodalan dan minat keanggotaan.

Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Guppianto Susilo menyampaikan, saat ini koperasi desa sudah berdiri dan beroperasi di 75 desa. “Kelembagaan dan unit usaha semuanya sudah buka dan berjalan. Kendalanya memang ada, baik dari sisi keanggotaan maupun permodalan. Karena itu kami sudah keluarkan surat edaran agar ASN dan elemen masyarakat lainnya ikut menjadi anggota koperasi desa supaya ke depan lebih maksimal,” ujarnya, Rabu (17/9/2025). 

Di lapangan, sejumlah lurah mengakui operasional koperasi desa belum optimal salah satunya Lurah Seloharjo, Marhadi Badrun yang menilai persoalan terbesar ada pada modal. “Kalau bicara kendala permodalan, ujung-ujungnya desa yang akan berat menanggung. Jangan sampai dana desa justru habis untuk menutup modal koperasi. Apalagi pengurusnya masih orang-orang biasa, bukan yang benar-benar profesional. Kalau dipaksakan semua warga ikut, saya yakin tidak akan berjalan,” ungkapnya.

BACA JUGA: Bupati Bantul Wajibkan ASN Jadi Anggota Kopdes Merah Putih

Badrun menambahkan, meski kelembagaan koperasi sudah terbentuk lengkap hingga kantor tersedia, pengurus belum berani menjalankan usaha karena keterbatasan modal dan risiko kredit. “Rencananya memang mau usaha simpan pinjam dan rental, tapi modal masih jadi masalah. Kalau sampai macet, bisa-bisa lurah yang dimintai tanggung jawab,” katanya.

Sementara Lurah Bangunharjo, Nur Hidayat menyebut, dari enam sampai tujuh unit usaha yang direncanakan, baru tiga yang bisa beroperasi penuh. “Yang sudah jalan itu unit pupuk, gas, dan simpan pinjam. Sedangkan untuk klinik dan apotek masih terkendala SDM dan perizinan. Modal awalnya Rp380 juta, tapi untuk pengembangan usaha kesehatan memang perlu proses panjang,” jelasnya.

Meski demikian, Nur optimistis pihaknya bahkan tengah menjadwalkan grand opening KDMP pada 5 Oktober mendatang, sekaligus menggelar sejumlah kegiatan. “Keberadaan koperasi ini sangat dinanti warga. Harapannya bisa jadi penggerak ekonomi desa,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|