Kim Jong-un Awasi Uji Coba Drone Kumsong di Pangkalan Panghyon

Drone tempur Kumsong milik Korea Utara (Korut). Sumber: KNCA

PYONGYANG -- Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menegaskan kembali tujuan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam sistem nirawak untuk mempersiapkan militer menghadapi peperangan modern. Kim pun memeriksa drone tempur dan pengintaian serta menyebut pengembangannya sebagai "prioritas utama" untuk mempersiapkan peperangan modern pada Kamis (18/9/2025), menegaskan kembali perlunya integrasi cepat kecerdasan buatan ke dalam sistem nirawak.

Dalam kunjungannya ke Kompleks Teknologi Udara Nirawak (UATC), Kim mengawasi uji kinerja "pesawat pengintai nirawak strategis dan taktis serta drone multiguna," lapor harian partai berkuasa Rodong Sinmun pada Jumat (19/9/2025). Uji coba pada Kamis, dilakukan setelah investigasi NK Pro pada awal September ini, mengungkapkan, Korut sedang mengembangkan program pesawat nirawaknya melalui peningkatan pengujian di Pangkalan Militer Panghyon dan telah meningkatkan pembangunan pabrik pesawat nirawak baru di dekatnya dalam beberapa bulan terakhir.

Foto-foto yang diambil dari media pemerintah menunjukkan bahwa uji coba terbaru juga dilakukan di Panghyon. "Uji coba yang dilakukan pada hari itu dengan jelas menunjukkan nilai strategis militer dan kinerja inovatif dari pesawat pengintai nirawak strategis, serta efektivitas tempur yang sangat baik dari pesawat serang nirawak taktis seri 'Kumsong'," lapor surat kabar tersebut.

Hal itu tampaknya untuk pertama kalinya media pemerintah menggunakan nama "Kumsong" untuk seri kendaraan udara nirawak (UAV) tempurnya. Padahal, sebelumnya mereka menyebut pesawat nirawak serang yang diluncurkan pada tahun 2023 sebagai "Saetbyol-9" dan pesawat pengintainya sebagai "Saetbyol-4."

Drone-drone tempur tersebut tampaknya merupakan tiruan dari drone serang MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat (AS) dan drone pengintai Global Hawk. Korut sejak itu juga telah mengembangkan versi Saetbyol-4 yang lebih besar. Foto-foto varian Saetbyol-4 yang diuji pada Kamis, menampilkan nomor identifikasi badan pesawat yang sama dengan model yang diperiksa Kim pada bulan Maret 2025, tetapi versi terbaru tampaknya menunjukkan ventilasi tambahan yang lebih kecil di bagian atas dan di samping lubang pembuangan utama.

Hong Min, seorang peneliti senior di Institut Unifikasi Nasional Korea, menilai, merek "Kumsong" mengacu pada drone bunuh diri Korut yang diluncurkan Agustus lalu. Dia mengatakan kepada NK News, peralihan terminologi lama yang menyebut drone "bunuh diri" atau "serangan multiguna" tersebut menjadi UAV "serangan taktis", ditambah dengan modifikasi deskriptor Saetbyol-4 dari "pengintaian strategis" menjadi sistem "pengintaian strategis dan taktis", menyoroti "pembagian kerja yang jelas" di antara berbagai model.

"Saetbyeol-4 tampaknya ditujukan untuk tingkat divisi atau lebih tinggi sebagai UAV pengintaian strategis atau taktis. Sedangkan UAV serang Kumsong tampaknya dirancang untuk regu, pasukan khusus tingkat kompi, atau unit mekanis, serta serangan gerombolan terkoordinasi tingkat resimen atau brigade," jelas Hong Min.

Drone bunuh diri seri Kumsong hadir dalam dua jenis, model sayap-X yang tampaknya merupakan tiruan dari UAV Lancet-3 Rusia dan pesawat sayap-delta yang meniru Harop Israel. Para ahli sebelumnya mengatakan kepada NK Pro, drone itu dapat secara signifikan meningkatkan ancaman udara Korut terhadap Korea Selatan, tetapi juga dapat membantu meningkatkan penjualan senjata ke sekutu seperti Rusia.

Media pemerintah pada Jumat juga menerbitkan foto-foto yang menunjukkan serangan drone yang berhasil menghancurkan target serta drone pengintai yang lebih baru dan diperbesar sedang beraksi. Sementara Kim dan pejabat senior partai dan pertahanan termasuk Ri Pyong Chol, penasihat utama partai yang berkuasa untuk kebijakan amunisi, menyaksikan dari panggung terdekat.