Warga menyaksikan sebagian bangunan Gedung Negara Grahadi di Kota Surabaya, Jawa Timur, Ahad (31/8/2025), dalam kondisi hangus terbakar.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nanang Avianto menyampaikan, nilai kerugian akibat aksi unjuk rasa anarkistis yang terjadi di 10 wilayah Provinsi Jatim, mencapai Rp 256 miliar. Aksi demo berujung rusuh itu menuntut agar tunjangan perumahan DPR RI Rp 50 juta per bulan, dihapuskan.
"Memang ada beberapa temuan menarik yaitu di Polresta Sidoarjo, Malang Kota, Jember, dan Kediri. Beberapa pelaku sudah berhasil kami amankan atas perbuatannya," kata Nanang di Kota Surabaya, Provinsi Jatim, Kamis (18/9/2025).
Nanang memerinci kerugian dari pihak Polri mencapai Rp 42 miliar dan pemerintah daerah (pemda) sebesar Rp 214 miliar. "Sayang sekali, seharusnya dana sebesar itu bisa digunakan untuk hal yang lebih baik. Karena itu, saya imbau masyarakat bijak menggunakan teknologi dan media sosial, jangan mudah terprovokasi," kata Nanang.
Dia menjelaskan, dari demo anarkistis tersebut, korban yang berasal dari masyarakat tercatat sebanyak 111 orang, seluruhnya telah menjalani rawat jalan di beberapa rumah sakit. Sementara korban dari aparat terdiri atas 105 Polri dan 12 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Sebagian sudah kembali pulih, sebagian lainnya masih dirawat di rumah sakit. Ini menjadi pembelajaran agar tidak terulang," ucap Nanang. Luka yang dialami aparat antara lain akibat lemparan batu, bom molotov, serpihan kaca, hingga benda berbahaya lainnya.