Jenderal China Sebut Dunia Kini Penuh 'Hukum Rimba'

9 hours ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Pertahanan China mendesak upaya yang lebih besar untuk persatuan global. Ia memperingatkan dunia akan kondisi yang semakin terpecah belah, yang "didefinisikan oleh kekuasaan rimba".

Hal ini diutarakannya saat berbicara di Forum Xiangshan Beijing, Kamis (18/9/2025). Dong Jun mengatakan dunia dibayangi oleh pemikiran "Perang Dingin, hegemoni, dan proteksionisme".

"Intervensi militer eksternal, mencari wilayah pengaruh, dan memaksa pihak lain untuk memihak akan membawa komunitas internasional ke dalam kekacauan," kata Dong, seraya menambahkan bahwa dunia berada di persimpangan jalan lain, dengan menekankan dialog daripada konfrontasi.

Mengutip Reuters, pernyataan Dong sebenarnya berisi sindiran terselubung terhadap Amerika Serikat (AS). Namun pidatonya, disebut laman itu, lebih agresif daripada sebelumnya.

"Obsesi terhadap superioritas absolut dalam kekuatan militer dan pendekatan yang kuat adalah sebagai sosok yang benar akan mengarah pada dunia yang terpecah belah yang didefinisikan oleh kekuasaan rimba dan kekacauan," kata Dong.

"Militer China yang kuat akan menjadi kekuatan perdamaian," tambahnya.

Pernyataan Dong menyusul pidato terbaru Presiden China Xi Jinping yang menentang hegemonisme dan politik kekuasaan di parade militer besar-besaran Beijing awal bulan ini. Agenda itu juga dihadiri sejumlah petinggi negara lain mulai dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

Perlu diketahui, di bidang militer, ketegangan memang meningkat antara China dan AS beserta sekutu dan mitranya terkait titik-titik tertentu seperti di Asia Timur, termasuk Taiwan dan Laut Cina Selatan (LCS). Persaingan ekonomi juga makin meluas saat ini, kala AS kembali dipimpin Presiden Donald Trump.

Taiwan

Dalam kesempatan itu, Dong juga kembali memberi peringatan ke Taiwan. Meskipun menyebut China terbuka untuk melakukan bagiannya dalam menegakkan tatanan internasional, Dong mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tidak akan pernah membiarkan upaya "separatis" berhasil.

"Pengembalian Taiwan ke China merupakan bagian integral dari tatanan internasional pascaperang," ujarnya.

"China siap untuk menggagalkan campur tangan militer eksternal setiap saat," muatnya lagi.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya. Pulau itu, kata dia, tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk merebutnya.

Sementara Presiden Taiwan Lai Ching-te, dan pemerintahannya sangat menentang klaim kedaulatan China. Lai mengatakan bahwa rakyat pulau itu sendirilah yang menentukan masa depan mereka.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 2 Menteri Prabowo Tiba-Tiba Terbang ke China, Ada Apa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|