Jelang Pensiun Dini, PLTU Cirebon Siapkan Dampak untuk Karyawan dan Warga

1 hour ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Pemerintah berencana akan mempensiunkan dini PLTU Cirebon Unit 1 pada 2035 mendatang. Sejumlah persiapan pun dilakukan pihak manajemen Cirebon Power untuk menghadapi dampak dari rencana tersebut.

Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan berbagai langkah jika nanti pensiun dini tersebut terjadi. Persiapan itu dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya pada karyawan yang masih bekerja, masyarakat yang terdampak dengan CSR, dan sejumlah vendor yang sudah bekerja sama dengan perusahaan.

Menurut Joseph, langkah-langkah tersebut akan dilaksanakan tiga tahun menjelang pensiun dini. Sehingga nantinya, kebijakan pensiun dini itu tidak membawa dampak negatif. "Kita akan siapkan program atau langkah, tiga tahun menjelang pensiun dini, baik itu untuk karyawan, masyarakat maupun vendor," ujar Joseph, Selasa (11/10/2025).

Di sisi lain, kata Joseph, pihaknya selama ini berkomitmen mengoperasikan pembangkit yang prima, menjalankan CSR, serta memperhatikan lingkungan hidup. Khusus terkait lingkungan hidup, perusahaan telah memenuhi seluruh parameter yang ditetapkan pemerintah.

“Kita berkomitmen mengoperasikan power plant dengan baik dan tetap memperhatikan lingkungan hidup,” kata Joseph.

Hal itupun mendapat apresiasi dari DPR RI. Apresiasi itu diberikan setelah Komisi XII DPR RI meninjau langsung operasional pembangkit dengan kapasitas 1.000 megawatt (MW) dan 660 megawatt (MW) tersebut.

Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Dony Maryadi Oekon, menilai PLTU Cirebon menjadi salah satu contoh penerapan teknologi bersih dalam sektor ketenagalistrikan nasional. “Kita mengunjungi PLTU Cirebon dengan kapasitas 1.000 dan 660 MW, salah satu contoh pembangkit yang sudah menggunakan teknologi baru. Ini bisa menjadi percontohan bagi pembangkit listrik lainnya di Indonesia,” ujar Dony, saat berkunjung pada akhir pekan kemarin.

Menurut Dony, pengelolaan PLTU Cirebon telah berjalan dengan baik, termasuk untuk manajemen stok batu bara. Ia menjelaskan, saat ini stok batubara di PLTU Cirebon masih aman hingga 20 hari kedepan karena perusahaan tersebut menjalin kerja sama dengan pemasok yang memilik tambang sendiri.

“PLTU Cirebon bisa bertahan dengan stok lebih dari 20 hari karena memiliki tambang sendiri. Sementara pembangkit lain yang tidak memiliki tambang hanya punya stok sekitar 3 hari, bahkan ada yang hampir nol,” katanya.

Ia menambahkan, kondisi itu menjadi perhatian serius bagi pemerintah agar pengelolaan stok batu bara nasional dapat dipastikan aman untuk jangka panjang. Hal itu mengingat sebagian besar pasokan masih cenderung diarahkan untuk ekspor dibandingkan kebutuhan domestik. “Jangan sampai pembangkit dalam negeri kekurangan pasokan karena prioritas ekspor yang berlebihan,” kata Dony.

Apresiasi terhadap PLTU Cirebon juga disampaikan anggota Komisi XII DPR RI, Rokhmat Ardian. Tak hanya berkontribusi dalam penyediaan listrik untuk Pulau Jawa, PLTU Cirebon juga dinilai telah membangun ekosistem lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. “Setelah kami berdialog dan melihat langsung, kami tahu perusahaan ini telah bekerja dengan baik serta membangun ekosistem lingkungan yang sehat," katanya.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|