Ini Permasalahan Krusial yang Masih Terjadi di Tiga Sungai di Jogja

1 hour ago 1

Ini Permasalahan Krusial yang Masih Terjadi di Tiga Sungai di Jogja Anak-anak mengikuti kampanye susur Kali Winongo sebagai bagian pengenalan alternatif wisata air di Jogja, Minggu (1/4). (Abdul Hamid Razak/JIBI - Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA–Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja memaparkan sejumlah permasalahan masih terjadi di tiga sungai yang melintas di Kota Jogja. Untuk mengatasinya, DLH Kota Jogja melakukan sejumlah strategi. 

Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kota Jogja, Feri Edi Sunantyo menuturkan pihaknya masih menemukan sejumlah permasalahan baik di Sungai Code, Winongo maupun Gajahwong. "Misalnya tumpukan sampah yang terjadi di sungai, penumpukan sedimentasi sungai dan kondisi air yang tercemar," katanya, Senin (22/9/2025). 

BACA JUGA: Pengamat UGM Sebut Kondisi Sungai di DIY Lebih Baik Dibanding 10 Tahun Lalu

Untuk permasalahan timbunan sampah di sungai, katanya meskipun telah dipasang trash barrier, namun volume sampah yang masuk ke sungai di sana masih relatif stabil. DLH Kota Jogja mencatat ada sekitar 200 kilogram sampah harian yang diangkut dari sungai-sungai tersebut.

Dia menambahkan sebagian besar sampah yang ditemukan di sungai masih didominasi oleh sampah rumah tangga. “Rata-rata tonase sampah harian masih sama, tidak ada pengurangan signifikan,” ujarnya.

Selain itu menurut Feri, kualitas air sungai di Jogja saat ini berada pada kategori tercemar ringan. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh tingginya kandungan bakteri E. coli. 

“Ini terjadi karena masih ada rumah tangga yang tidak memiliki septic tank dan langsung membuang limbah ke sungai. Selain itu, ada juga kontribusi dari peternakan warga di sepanjang aliran sungai,” katanya.

Dia menambahkan sedimentasi juga menjadi persoalan serius. Dia menuturkan beberapa waktu lalu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) telah mulai mengeruk sedimentasi yang ada di sana.

Pengerukan tersebut akan dilakukan hingga Oktober 2025. Dia pun berharap pengerukan tersebut dapat memperlancar laju air dan mempermudah pengangkutan sampah sungai yang ada di sana. 

“Sedimentasi ini membuat sampah-sampah yang terbawa arus sering tertahan di endapan, terutama saat musim kemarau ketika debit air rendah,” katanya. 

Dia mengaku pihaknya selalu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan kebersihan di sungai dan lingkungan sekitarnya.

DLH berharap agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai dan membuat saluran penampungan limbah rumah tangga, sehingga limbah rumah tangga yang ada tidak mencemari lingkungan. 

“Upaya edukasi dan sosialisasi terus dilakukan agar masyarakat tidak membuang limbah maupun sampah ke sungai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|