Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba melesat kencang pada akhir perdagangan sesi pertama, Rabu (5/11/2025). Indeks yang pada awal perdagangan dibuka di zona merah malah berakhir lompat 0,93% atau menguat 76,61 poin ke level 8.318,93.
Ini merupakan rekor penutupan perdagangan tertinggi baru (all time high/ATH) yang dicatatkan oleh indeks acuan bursa saham domestik.
Sebanyak 284 saham turun, 357 naik, dan 168 tidak bergerak. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 18,51 triliun, melibatkan 35,26 miliar saham dalam 2,2 juta kali transaksi.
Nyaris seluruh sektor perdagangan bergerak di zona hijau dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh utilitas, barang baku dan konsumer non-primer. Adapun sektor energi menjadi satu-satunya yang mengalami koreksi hari ini.
Emiten blue chip berkapitalisasi besar tercatat menjadi penopang IHSG dalam mencatatkan rekor penutupan tertinggi baru hari ini. Kenaikan saham Barito Renewables Energy (BREN) tercatat menyumbang paling besar ke IHSG atau sebanyak 20,02 indeks poin.
Selanjutnya ada GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) yang melesat 8,77% ke Rp 62 per saham dengan kontribusi 10,78 indeks poin. Emiten lainnya yang ikut menopang kinerja IHSG termasuk BRMS, AMMN dan TLKM.
Adapun pelaku pasar modal di Tanah Air mencerna dengan seksama rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2025 yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Lonjakan dolar AS juga mesti diwaspadai karena bisa membuat rupiah semakin tertekan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada ekonomi kuartal III-2025 mencapai 5,04% secara tahunan (year on year/yoy) dan 1,43% (qtq). Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, menuturkan pertumbuhan 5,04% ini lebih tinggi dibandingkan kuartal III-2025 sebesar 4,95%.
Selain itu, pelaku pasar ini juga mencermati pengumuman tinjauan reguler (index review) MSCI untuk periode November 2025.
Perubahan konstituen yang diumumkan akan mulai berlaku efektif pada 25 November 2025 mendatang, dan biasanya menimbulkan periode volatilitas tinggi menjelang implementasi.
Dalam tinjauan kali ini, sejumlah saham Indonesia disebut berpotensi mengalami perubahan posisi dalam indeks MSCI.
Beberapa emiten domestik yang dinilai berpeluang masuk atau naik kelas antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), setelah keduanya diperkirakan telah memenuhi syarat free float dan likuiditas.
Sebaliknya, sejumlah saham disebut berisiko keluar atau diturunkan kelas, seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Masuknya saham ke dalam indeks MSCI biasanya mendorong aliran dana asing (foreign inflow) karena banyak dana indeks dan exchange-traded fund (ETF) global yang mereplikasi konstituen MSCI.
Namun sebaliknya, keluarnya saham dari indeks dapat menimbulkan tekanan jual akibat penyesuaian portofolio oleh manajer investasi global.
Periode antara pengumuman hingga tanggal efektif pada 25 November 2025 mendatang, diperkirakan akan menjadi momen yang cukup dinamis bagi IHSG, terutama bagi saham-saham dengan kapitalisasi besar yang menjadi kandidat perubahan.
Jika terdapat lebih banyak saham besar yang keluar atau turun kelas, sentimen pasar bisa tertekan, dan menjadi salah satu pemicu koreksi IHSG dalam jangka pendek.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Melesat 1,06%, Pelan-Pelan Dekati Rekor ATH















































