Heboh 3I/ATLAS Diduga Alien Mendekat ke Bumi, Manusia Bisa Punah

11 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Komet raksasa seukuran Manhattan yang dinamai '3I/ATLAS' menjadi sorotan publik dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, komet tersebut dilaporkan sudah mencapai jarak terdekat ke Matahari pada Kamis (25/10) pekan lalu.

Namun, ada hal tak biasa yang terdeteksi dari pergerakan 3I/ATLAS. Komet tersebut bergerak cepat dan mendekat ke planet-planet lain di Antariksa seperti Jupiter, Venus, dan Mars. Gerak-geriknya membuat beberapa pihak meyakini 3I/ATLAS tak lain adalah pesawat makhluk luar angkasa alias alien.

Dalam podcast 'The Joe Rogan Experience' baru-baru ini, pembahasan soal kemungkinan 3I/ATLAS adalah alien kembali mencuat. Elon Musk yang hadir sebagai bintang tamu setuju bahwa komet tersebut bisa jadi merupakan alien.

Pasalnya, ada sesuatu di luar grafitasi yang memengaruhi lintasan komet tersebut, dikutip dari NYPost, Senin (3/11/2025).

Lebih lanjut, Musk mengatakan laporan soal ukuran 3I/ATLAS yang sangat besar dan terbuat dari nikel, membuatnya curiga bahwa komet itu berpotensi merupakan pesawat luar angkasa.

"[3I/ATLAS] berpotensi menghancurkan sebuah benua, bahkan lebih buruk," kata Musk dalam podcast tersebut, dikutip dari NYPost.

Rogan kemudian mengatakan jika benar komet tersebut merupakan pesawat luar angkasa raksasa, maka masalah serius akan muncul. Musk mengangguk dan mengatakan, "mungkin akan membunuh sebagian besar kehidupan manusia".

Musk kemudian mengatakan level kehancuran yang bisa disebabkan 3I/ATLAS tergantung pada massa totalnya. Ia lalu menjelaskan berdasarkan rekam jejak fosil, kemungkinan ada 5 kejadian kepunahan besar.

Salah satunya adalah kepunahan Perm-Trias, yang ditandai dengan musnahnya hampir seluruh kehidupan dan terjadi lebih dari berjuta-juta tahun silam.

"Ada kepunahan Trias-Jura (Jurassic}, saya rasa itu pasti penyebabnya asteroid, tetapi yang tidak dihitung adalah yang hanya menghancurkan benua karena tidak terlihat dalam catatan fosil," kata orang terkaya di dunia itu.

"Jadi, kecuali dampaknya cukup untuk menyebabkan kepunahan massal di seluruh Bumi, dampak tersebut tidak muncul dalam catatan fosil berusia 200 juta tahun. Jadi, sebenarnya ada banyak dampak yang bisa menghancurkan semua kehidupan di separuh Amerika Utara atau semacamnya sepanjang sejarah," ia menambahkan.

NASA awalnya meyakinkan bahwa pada titik terdekatnya, komet tersebut hanya akan melintas dalam jarak 170 juta mil dari Bumi, yang berarti tidak akan menimbulkan ancaman bagi kehidupan manusia.

Namun, dengan lintasan 3I/ATLAS baru-baru ini, dalam sebuah postingan blog, ilmuwan Harvard Avi Loeb mengklaim bahwa "percepatan non-gravitasi mungkin merupakan tanda teknologi dari sebuah mesin internal," yang mungkin juga menjadi alasan di balik perubahan pigmen komet menjadi lebih terang dan lebih biru, saat mendekati sumber cahaya tata surya kita.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pesawat Alien Serang Bumi Tahun Ini, Ilmuwan Ungkap Jadwalnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|