Harga Ayam Naik, NFA Sebut Masih di Bawah HAP

2 hours ago 2

Pembeli memiih daging ayam di salah satu kios di pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan pergerakan harga daging ayam ras di pasaran dalam beberapa hari terakhir masih berada di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) di konsumen. Ketentuan ini ditetapkan pemerintah berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2024 tentang Harga Acuan Pembelian (HAP) di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan (HAP) di Tingkat Konsumen untuk komoditas jagung, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan per 16 September 2025, harga rata-rata nasional daging ayam ras di tingkat konsumen sebesar Rp38.050 per kilogram (kg). Jumlah tersebut masih berada di bawah HAP sebesar Rp40.000 per kg.

"Jadi kenaikan yang terjadi masih dalam koridor harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Hal ini kita harapkan memberi ruang yang adil bagi peternak sekaligus tetap terjangkau bagi masyarakat,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, indeks harga yang diterima petani unggas cenderung menurun. Sejak awal 2025 berada di level 120,58 dan memuncak pada Maret 2025 dengan 122,53. Namun sampai Agustus 2025 turun menjadi 119,95.

Arief menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan peternak di hulu dan keterjangkauan harga bagi masyarakat di hilir. "Kita perlu memastikan peternak mendapatkan harga yang wajar agar mereka terus berproduksi, sekaligus menjaga agar konsumen mendapatkan harga yang terjangkau. Jadi keseimbangan hulu-hilir ini yang harus dijaga,” tuturnya.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, menambahkan harga ayam di tingkat peternak dalam beberapa bulan terakhir cenderung rendah, yakni di kisaran Rp 16.000–Rp17.000 per kg. Padahal, HAP di tingkat produsen yang ditetapkan pemerintah sesuai Perbadan 6 Tahun 2024 adalah Rp25.000 per kg.

“Dengan kondisi itu, kenaikan di tingkat hilir perlu didorong sesuai HAP supaya peternak di hulu juga mendapatkan harga yang wajar. Prinsipnya, keseimbangan hulu-hilir ini penting untuk terus dioptimalkan,” jelas Ketut.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|