Foto ilustrasi pertumbuhan ekonomi. / Freepik
Harianjogja.com, JOGJA—**Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan III 2025 tercatat sebesar 5,40% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,49% yoy, capaian tersebut tetap menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04% yoy.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY, Sri Darmadi Sudibyo, mengatakan laju ekonomi DIY diperkirakan tetap positif hingga akhir tahun dengan kisaran pertumbuhan 4,8%-5,6% yoy.
“Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2025 diprakirakan akan melanjutkan tren positif pada kisaran 4,8%-5,6% yoy,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).
Sri menuturkan, untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, tantangan dari dinamika global dan domestik harus terus diantisipasi. Karena itu, sinergi antara Pemda DIY, BI, dan berbagai instansi terkait akan diperkuat guna menjaga momentum ekonomi daerah.
Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi DIY terutama ditopang oleh sektor industri pengolahan, konstruksi, dan pertanian. LU industri pengolahan tumbuh 5,07% yoy, melandai dari triwulan sebelumnya 5,25% yoy, didorong oleh peningkatan subsektor industri makanan dan minuman seiring meningkatnya kunjungan wisatawan pada masa libur sekolah.
“Meskipun demikian, jumlah libur dan cuti bersama yang lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya membuat kinerja LU industri pengolahan tidak setinggi triwulan lalu,” jelasnya.
Sementara itu, LU akomodasi dan makan-minum (Akmamin) juga melambat dari 7,17% yoy pada triwulan II menjadi 5,30% yoy pada triwulan III 2025 karena pengaruh jumlah libur nasional yang berkurang.
Adapun LU konstruksi mencatat pertumbuhan 8,77% yoy, sedikit menurun dari 9,38% yoy pada triwulan sebelumnya. Sektor ini masih ditopang oleh berbagai proyek infrastruktur strategis seperti Tol Jogja–Solo, Tol Jogja–Bawen, pembangunan Gedung DPRD DIY, revitalisasi sekolah, hingga peningkatan kualitas jalan.
Namun, Sri menyebut, realisasi pembangunan fisik melambat akibat cuaca hujan yang menahan laju proyek di lapangan.
Meski begitu, perlambatan lebih dalam tertahan oleh kinerja sektor pertanian yang tumbuh 6,08% yoy, meningkat tajam dibandingkan triwulan II yang sempat terkontraksi 0,81% yoy. “Peningkatan ini terutama disumbang oleh naiknya produksi tanaman pangan,” paparnya.
Sementara itu, Plt Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menjelaskan pertumbuhan ekonomi ini diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) yang mencapai Rp51,97 triliun, serta Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp32,71 triliun.
“Dibandingkan triwulan III 2024 yang ADHK-nya Rp31,03 triliun, maka pertumbuhan yoy DIY triwulan III mencapai 5,40%,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

















































