Dulu Tukang Antar Obat, Sekarang Jadi Orang Terkaya RI

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekayaan Hermanto Tanoko meningkat drastis sepanjang tahun ini. Forbes mencatat pada Desember 2024, dia memiliki harta US$ 2,1 miliar.

Mengutip Forbes Real Time Billionaires, Jumat (6/11/2025), kekayaan Hermanto naik US$ 3,1 miliar atau Rp 51,76 triliun (kurs Rp 16.700) menjadi US$ 5,2 miliar atau Rp 86,82 triliun.

Utamanya sumber utama kekayaan Hermanto berasal dari bisnis cat Avian yang didirikan oleh ayahnya pada 1978. Selain itu, dia juga membangun bisnis sendiri di sektor manufaktur, ritel, logistik, dan properti melalui Tancorp.

Sepanjang tahun ini, lonjakan harta Hermanto tidak terlepas dari kenaikan saham perusahaan miliknya. Saham Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE), sepanjang tahun berjalan terbang 689,22% ke level 8.050. Saham RISE bahkan sempat menyentuh level penutupan tertinggi pada 12.850.

Per 31 Oktober 2025, Tancorp tercatat sebagai pengendali dengan kepemilikan 80,3% saham RISE. Sisanya atau 19,7% dimiliki oleh masyarakat.

Di balik itu, belum banyak orang tahu besarnya kepemilikan harta Hermanto Tanoko tak diperoleh dari kepiawaian berbisnis semata, tapi juga berkat berbakti dan doa orang tua.

Jauh dari saat Hermanto bergelimang harta, dia lahir dari keluarga pedagang. Ketika dia lahir pada 17 September 1952, sang ayah, Soetikno Tanoto, sudah berdagang selama tiga tahun dari 1948. Barang dagangan yang dijual adalah palawija. Sementara sang ibu juga berjualan pakaian dan barang bekas di depan rumah.

Meski berasal dari keluarga pedagang, Hermanto menyebut perjalanan hidup keluarga di masa-masa awal dia lahir sangat susah. Bahkan, cerita populer menyebut dia lahir di kandang ayam.

Hal ini bisa terjadi karena kondisi keuangan keluarga sedang terpuruk. Dalam wawancara di salah satu podcast, dia bercerita bahwa sebelumnya keluarga kecil asal Surabaya ini punya rumah, toko, dan motor imbas keberhasilan bisnis ayah. Hanya saja, pada dekade 1950-an, keluarga Tanoko terdampak kebijakan pemerintah terkait perdagangan.

Sebagai informasi, sejarah mencatat pada dekade yang sama, Presiden Soekarno pernah mengeluarkan peraturan terkait pelarangan orang Tionghoa berbisnis di perdesaan. Setiap pedagang Tionghoa, baik WNI atau WNA, dipindahkan paksa bahkan dilakukan pemulangan ke negara asalnya, China.

Soetikno, yang masih berstatus WNA dan keturunan Tionghoa, menjadi salah satu korban. Seluruh harta benda hilang. Dia juga harus angkat kaki, tapi untungnya tidak jadi karena tidak ada kapal. Lalu, setelahnya keluarga Hermanto tinggal di pinggir jalan.

"Akhirnya, ayah pergi ke Gunung Kawi. Tinggal di emperan wihara pakai tikar. Sampai 6 bulan," kata Hermanto Tanoko, dikutip dari akun Youtube Christine Lie,Jumat (13/12/2024).

Untungnya, ketika Hermantol ahir ayahnya sudah kembali berdagang sekalipun masih merangkak. Saat masih kecil, Hermanto mengaku kehidupan susah itu selalu diceritakan berulang-ulang oleh keluarga. Biasanya, cerita tersebut keluar di malam hari ketika ayah dan ibu sudah selesai berdagang dan melakukan family time.

"Walaupun bertemu hanya malam, tapi sangat intens dan dekat sehingga saya tahu perjuangan mereka untuk anak-anaknya," ungkap Hermanto.

Dari sini, alam bawah sadar Hermanto tentang kiat-kiat menjadi pengusaha terbentuk. Berkat nasihat orang tua, dia belajar bahwa disiplin, berani, tekun, kreatif, cermat, sabar, dan rajin harus dipegang teguh saat berbisnis.

Maka, ketika beranjak dewasa dan memulai bisnis,pria asal Surabaya ini mempraktikkan semuanya.

Saat terjun ikut di bisnis apotek di dekade 1960-an, misalnya, Hermanto melakukan terobosan yang tak pernah dipikirkan oleh kompetitor, yakni sistem pengantaran obat gratis. Ide kreatif ini membuat pasien tak perlu menunggu lama, sebab Hermanto sendiri atau orang lain yang akan mengantarkan obat secara langsung.

Lalu saat berbisnis cat Avian. Dia melakukan langkah berani dengan membeli mesin besar asal Korea Selatan untuk menggenjot produksi.Atas dasar inilah, nasihat dari kedua orang tua membuahkan hasil.

Tahun-tahun berikutnya jadi masa keemasan Hermanto Tanoko sebagai orang kaya dan sukses. Pada titik ini, dia berpesan bahwa salah satu cara sukses adalah berbakti pada orang tua.

Dia mengatakan keluarga juga harus menjadi nomor satu di dalam hidup. Jika berbakti pada orang tua, maka rezeki bisa mengalir deras. Ketika ibunya wafat pada Juni 2024 silam, dia menyebut apa yang dialami saat ini merupakan hasil bimbingan dan doa ibu.

"Saya adalah diri saya hari ini, berkat bimbingan dan doa dari Mama tercinta. Jadi, kata-kata yang terus terlintas di benak: saya akan berusaha yang terbaik untuk selalu menjadi Anak yang dapat Mama & Papa banggakan," tulis Hermanto di akun resmi Instagramnya saat mengumumkan Sang Ibu meninggal dunia, Juni 2024 silam.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Emiten Hermanto Tanoko DEPO Bagi Dividen Rp28,52 Miliar & Wadirut Baru

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|