REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Energy Terminal (PET) menegaskan penerapan prinsip ESG bukan sekadar kepatuhan lingkungan, tapi juga bentuk nyata tanggung jawab sosial. Lewat program TJSL di Bintan, PET memperkuat edukasi konservasi laut, pemberdayaan nelayan, dan literasi energi demi mewujudkan kesejahteraan pesisir yang berkelanjutan.
“Kami memastikan seluruh kegiatan operasional, termasuk pengelolaan lingkungan, dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Di saat yang sama, kami terus memperkuat kontribusi sosial agar keberadaan PET benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,” ujar Direktur Utama PET, Bayu Prostiyono, Senin (3/11/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Komitmen ESG tersebut diwujudkan melalui berbagai program sosial di Integrated Terminal Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Terminal ini menjadi salah satu contoh penerapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terintegrasi dengan program pemberdayaan masyarakat lokal.
Salah satu program unggulan PET adalah pemberdayaan nelayan tradisional bekerja sama dengan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Bintan Utara. Dalam kegiatan itu, PET menyerahkan bubu kepiting dan jaring udang kepada puluhan nelayan di Kampung Mentigi sebagai dukungan terhadap peningkatan ekonomi pesisir.
PET juga berkontribusi dalam bidang pendidikan dengan memperbaiki fasilitas sekolah dasar dan memperluas literasi energi di wilayah Tanjung Uban. Perusahaan turut menginisiasi KolaboraSEA Energy, kerja sama antara PET, komunitas muda, dan pelajar lokal yang menitikberatkan edukasi konservasi laut, pengelolaan sampah pesisir, dan ekonomi sirkular.
Program-program tersebut tergabung dalam Kreasea Series, payung besar inisiatif TJSL PET yang berlandaskan prinsip Beyond Compliance. Inisiatif ini juga mendukung capaian PROPER di seluruh terminal operasi perusahaan sebagai indikator keberhasilan penerapan ESG.
Tak hanya berfokus pada sosial, PET juga memperkuat pengelolaan lingkungan di setiap lini operasional. Seluruh aktivitas, termasuk pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dijalankan secara aman, terdokumentasi, dan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Proses pengawasan internal dilaksanakan rutin oleh fungsi HSSE untuk memastikan kegiatan pengangkutan, penyimpanan, dan pemanfaatan limbah berjalan sesuai prinsip ESG. Langkah ini mencerminkan upaya PET menjaga keseimbangan antara produktivitas energi dan tanggung jawab lingkungan.
“Kami ingin memastikan keberadaan terminal energi ini memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Bintan. PET terbuka untuk berdialog dan berkolaborasi dalam berbagai inisiatif sosial maupun lingkungan,” tutur Manager Integrated Terminal Tanjung Uban, Yohannes M. Sianturi.
PET berkomitmen memperluas pelaksanaan program TJSL berbasis community development dengan menggandeng pemerintah daerah, komunitas lokal, akademisi, dan mitra industri. Pendekatan kolaboratif ini diharapkan memperkuat peran Pertamina Group dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Sebagai anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), PET mengelola enam terminal energi strategis di Indonesia. Melalui penerapan prinsip ESG, perusahaan berupaya memastikan setiap terminal beroperasi aman, efisien, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat serta lingkungan.

7 hours ago
3















































