REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Perum Bulog meningkatkan intervensi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP) agar masyarakat setempat dapat dengan mudah mendapatkan beras subsidi tersebut.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyatakan bahwa Bulog terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk menyalurkan stok SPHP ke daerah-daerah yang mengalami disparitas harga. "Bulog memperluas intervensi di wilayah 3TP agar seluruh masyarakat memiliki akses terhadap beras dengan harga terjangkau," kata Rizal di Jakarta, Minggu.
Perum Bulog, sebagai BUMN pangan strategis, berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah dalam menjaga stabilisasi harga, ketersediaan pasokan, dan keterjangkauan pangan pokok. Upaya sinergis ini merupakan bagian dari Satgas Pengendalian Harga Beras, yang bertujuan mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional, serta menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika pasar.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Rizal memastikan bahwa Bulog akan terus hadir di tengah masyarakat untuk menjaga harga beras tetap stabil dan pasokan terjamin sehingga masyarakat dapat memperoleh beras berkualitas dengan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) berdasarkan zonasi.
Distribusi Beras SPHP
Hingga saat ini, penyaluran beras SPHP telah mencapai lebih dari 560 ribu ton, menunjukkan tingginya kepercayaan dan minat masyarakat terhadap beras pemerintah. Target distribusi beras SPHP hingga Desember 2025 adalah sebanyak 1,5 juta ton. Bulog memastikan stok beras SPHP tersedia di titik-titik yang mengalami disparitas harga dan mendistribusikannya secara cepat dan merata.
Intervensi dilakukan di wilayah dengan harga di atas HET, terutama di enam provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. "Bulog terus melakukan operasi pasar dan distribusi beras SPHP di daerah yang terpantau mengalami kenaikan harga, juga berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau," lanjut Rizal.
Beras SPHP dijual sesuai dengan HET, yaitu Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, Sulawesi); Rp13.100 per kilogram untuk zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan); dan Rp13.500 per kilogram untuk zona 3 (Maluku, Papua).
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

6 hours ago
4










































