REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah berhasil menyelamatkan sebanyak 224 ton pangan melalui perluasan Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) di 17 provinsi. Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
"Gerakan yang diinisiasi sejak 2022 ini kini telah menjangkau 17 provinsi, dengan capaian penyelamatan lebih dari 224 ton pangan yang berhasil disalurkan kepada 456 ribu lebih penerima manfaat," kata Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy dalam keterangan di Jakarta, Senin (10/11).
Gerakan ini menunjukkan kemampuan pengelolaan pangan agar tidak terbuang percuma menjadi salah satu aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Sarwo Edhy menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku ritel, UMKM, bank pangan, pemerintah daerah, serta komunitas masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan pangan yang masih layak konsumsi.
Strategi dan Kolaborasi
Pencegahan food loss dan food waste memerlukan komitmen dari semua pihak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan estimasi global, Indonesia berpotensi kehilangan hingga 31 persen pangan sepanjang rantai pasok, dengan sekitar 17 persen berupa food waste di tingkat konsumen dan 14 persen food loss pada tahap produksi dan distribusi. "Kalau kita mampu mengurangi 5 persen saja dari jumlah tersebut, maka itu sudah cukup untuk memperkuat kecukupan pangan bagi jutaan masyarakat," ungkap Sarwo.
Bapanas melaksanakan berbagai intervensi untuk menekan kehilangan dan pemborosan pangan, mulai dari edukasi dan kampanye perubahan perilaku konsumsi, hingga fasilitasi redistribusi pangan. Melalui kerja sama dengan pelaku usaha dan bank pangan, Bapanas juga menyediakan dukungan logistik seperti food truck dan mobil berpendingin agar pangan dapat didistribusikan tepat sasaran dan dalam kondisi baik.
Selain itu, penguatan sistem data dan pelaporan terus dikembangkan melalui platform digital "Stop Boros Pangan" (sbp.badanpangan.go.id) yang memungkinkan pelaku ritel maupun masyarakat melaporkan dan berkontribusi langsung dalam kegiatan penyelamatan pangan.
Hingga Oktober 2025, tercatat 40 pelaku usaha dan 23 bank pangan telah aktif berpartisipasi dalam gerakan ini di berbagai daerah. Kolaborasi tersebut berhasil menyalurkan hasil penyelamatan pangan ke masyarakat rentan di perkotaan maupun daerah terpencil, sekaligus menjadi model praktik baik dalam pengelolaan pangan berkelanjutan.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas Nita Yuliani menegaskan Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai target penyelamatan pangan sebagaimana diarahkan dalam RPJMN dan komitmen global SDGs 12. "Tantangan kita saat ini adalah memperluas jangkauannya melalui kolaborasi yang lebih kuat, terutama dengan sektor ritel yang bersentuhan langsung dengan masyarakat," ungkapnya.
Melalui perluasan Gerakan Selamatkan Pangan, Bapanas menegaskan komitmennya untuk tidak hanya memastikan pangan tersedia, tetapi juga memastikan tidak ada yang terbuang, sehingga setiap butir hasil bumi dapat benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

2 hours ago
1
















































