AS Siap Jual Persenjataan Senilai Hampir Rp 100 Triliun ke Israel

2 hours ago 9

Prajurit Israel berdoa di samping kendaraan lapis baja Israel bergerak di sepanjang perbatasan Israel-Gaza terlihat dari Israel selatan, Selasa, 16 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan penjualan senjata senilai 6 miliar dolar AS atau hampir setara Rp 100 triliun kepada Israel. Hal itu diungkap Wall Street Journal (WSJ) dalam laporannya yang diterbitkan pada Jumat (19/9/2025).

WSJ, mengutip sejumlah sumber yang mengetahui hal tersebut, melaporkan pemerintahan Trump berencana menjual 30 helikopter AH-64 Apache senilai 3,8 miliar dolar AS dan 3.250 kendaraan serbu infanteri senilai 1,9 miliar dolar AS kepada Israel.

Untuk bisa mengeksekusi rencana penjualan itu, pemerintahan Trump membutuhkan restu Kongres AS. Menurut WSJ, para pejabat di pemerintahan Trump telah mengajukan proposal pertama kepada Kongres sekitar 30 hari lalu. Dalam laporannya, WSJ juga mengungkapkan Trump sebenarnya frustrasi atas keputusan Israel melancarkan serangan ke Doha, Qatar, pada 9 September 2025 lalu. Namun hal itu tak menghentikan niat Trump menjual persenjataan kepada Tel Aviv.

Presiden Donald Trump mengecam pelanggaran gencatan senjata oleh Israel di gedung Putih, Selasa (24/6/2025).

WSJ menyebutkan, jika nantinya Kongres AS menyetujui rencana penjualan persenjataan ke Israel, hal itu tak bisa dilakukan seketika. Dibutuhkan dua hingga tiga tahun untuk melaksanakan penjualan tersebut.

“Senjata-senjata itu akan dibiayai oleh pembiayaan militer asing yang disediakan AS, menurut dokumen tersebut. Israel membeli sebagian besar senjata buatan Amerika menggunakan dana pembayar pajak AS yang berasal dari miliaran dolar bantuan militer tahunan,” tulis WSJ.

Pemerintah AS, pada Kamis (18/9/2025) lalu, kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza, termasuk pembebasan para sandera yang masih ditawan Hamas. Dari 15 negara anggota DK PBB, hanya AS yang menolak rancangan resolusi itu.

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, AS telah berulang kali memveto rancangan resolusi gencatan senjata di Gaza. Langkah itu dinilai turut memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.

Lebih dari 65 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel melancarkan agresinya pada Oktober 2023. Sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak. Saat ini Gaza juga tengah menghadapi bencana kelaparan.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|