Jakarta, CNBC Indonesia - Penutupan pemerintahan alias 'government shutdown' di Amerika Serikat (AS) saat ini sudah memecahkan rekor terlama. Per Kamis (6/11/2025), government shutdown sudah memasuki hari ke-37.
Dampaknya signifikan dalam berbagai sektor. Beberapa saat lalu, NASA melaporkan tim yang mempersiapkan misi Artemis II ke Bulan pada Februari 2026 saat ini bekerja tanpa dibayar, termasuk para astronaut.
Terbaru, pada Rabu (5/11) kemarin, Menteri Transportasi Sean Duffy mengumumkan bahwa kapasitas penerbangan akan diturunkan sebanyak 10% di 40 bandara besar mulai Jumat (8/11) besok waktu setempat.
Penurunan kapasitas ini akan berdampak pada 3.500-4.000 penerbangan setiap harinya. Namun, belum jelas bandara mana saja yang akan terdampak, dikutip dari CNBC International, Kamis (6/11/2025).
Pihak Lembaga Administrasi Penerbangan Federal (FAA), Bryan Bedford, mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan-tindakan tambahan setelah pengurangan kapasitas dilakukan.
"Setelah kami mengurai data secara lebih perinci, kami melihat tekanan meningkat sedemikian rupa sehingga kami rasa, jika dibiarkan begitu saja, tidak akan memungkinkan kami untuk terus memberi tahu publik bahwa kami mengoperasikan sistem penerbangan teraman di dunia," kata Bedford pada Rabu (6/11/2025).
Bedford menambahkan pihaknya akan bertemu dengan para maskapai penerbagan untuk memutuskan bagaimana cara yang efektif dalam mengimplementasikan penurunan kapasitas. Ia mengatakan hal seperti ini belum pernah dialami sebelumnya.
Duffy memprediksi akan lebih banyak pembatalan penerbangan akibat penurunan kapasitas. Ia juga tak memberi tahu kapan penurunan kapasitas ini akan berakhir.
Langkah yang diambil untuk menurunkan kapasitas bandara terjadi setelah para pengawas lalu lintas udara tidak menerima gaji pasca government shutdown. Para pengawas lalu lintas udara dan tim di Administrasi Keamanan Transportasi adalah pegawai negeri yang fungsinya krusial dan diminta tetap bekerja selama government shitdown.
Awal pekan ini, Duffy mengatakan dalam acara "Squawk Box" di CNBC International bahwa ia bisa "menutup seluruh wilayah udara" jika government shutdown ini terus berlanjut.
Pada Rabu (5/11) pagi, Presiden Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional, Nick Daniels, mengatakan dalam acara "Squawk Box" di CNBC International bahwa pemulihan dari dampak government shutdown terhadap para pengendali lalu lintas udara bisa memakan waktu berminggu--minggu.
Government shutdown kali ini terjadi setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan mengenai rancangan undang-undang (RUU) pendanaan sementara. Senat Demokrat menolak untuk memberikan suara atas RUU pendanaan yang disokong oleh Partai Republik.
Hal yang menjadi kebuntuan antara kedua partai besar tersebut adalah terkait program subsidi layanan kesehatan The Patient Protection and Affordable Care Act of 2010 (ACA). Demokrat menuntut perpanjangan untuk program tersebut yang akan kedaluwarsa, tetapi hal ini ditentang oleh Partai Republik.
Demokrat menganggap RUU yang diusulkan akan menyulitkan warga AS untuk membayar layanan kesehatan, sebab rancangan tersebut tidak memuat pengeluaran tambahan untuk layanan kesehatan dan sejumlah ketentuan lainnya.
Subsidi layanan kesehatan tersebut sangat diandalkan masyarakat AS sejak penerapannya pada masa pandemi Covid-19. Republik justru mengklaim Demokrat ingin memberi layanan kesehatan tersebut kepada para imigran ilegal.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Bikin Partai Baru, Ini Dampaknya ke Tesla
















































