REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum kopi berkafein dinilai aman bagi penderita fibrilasi atrium (A-fib), bahkan disebut bisa membantu mengurangi risiko kekambuhan. Hal ini merujuk pada studi terbaru yang dipresentasikan di konferensi American Heart Association dan dipublikasikan di JAMA.
A-fib adalah gangguan jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur, berdebar, dan dapat meningkatkan risiko gagal jantung, pembekuan darah, hingga strok. Selama ini, dokter sering memperingatkan pasien untuk membatasi kafein karena berpotensi memicu episode jantung berdebar, pusing, atau sesak napas.
"Tidak ada pedoman standar mengenai A-fib dan kafein. Sering kali saya menemui pasien yang berhenti minum kopi berkafein hanya karena disarankan dokter," kata peneliti sekaligus ahli jantung dan profesor kedokteran di University of California, dr Gregory Marcus, dikutip dari NBC, Rabu (12/11/2025).
Studi DECAF ini dilakukan selama empat tahun dengan 200 orang dewasa dari Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, rata-rata berusia 70 tahun dengan sepertiganya perempuan. Semua peserta pernah menjadi peminum kopi reguler dalam lima tahun terakhir.
Peserta dibagi dua kelompok yakni satu yang menghindari kafein, dan satu lagi yang minum minimal satu cangkir kopi per hari. Konsumsi kopi dipantau melalui telehealth atau video check-in pada bulan pertama, ketiga, dan keenam. Selain itu, episode A-fib dipantau menggunakan elektrokardiogram (EKG), monitor jantung yang dikenakan, dan alat jantung implantabel.
Selama enam bulan pemantauan, tim peneliti mencatat kekambuhan A-fib pada peserta. Hasilnya menunjukkan 56 persen peserta mengalami kekambuhan, tetapi kelompok peminum kopi memiliki risiko lebih rendah dibanding yang tidak minum, yakni 47 persen versus 64 persen. Selain itu, peminum kopi membutuhkan waktu lebih lama sebelum episode pertama muncul. Sekitar sepertiga peserta yang seharusnya menghindari kopi tetap minum setidaknya satu cangkir sehari.
Dr Marcus menyebut ini sebagai bukti hubungan sebab-akibat, berbeda dari studi observasional sebelumnya yang hanya menunjukkan asosiasi. "Saya agak terkejut dengan besarnya efek protektif kopi terhadap pencegahan A-fib," kata dia.
Sementara itu, dr Johanna Contreras, ahli jantung di Mount Sinai Fuster Heart Hospital yang tidak terlibat dalam studi, menekankan bahwa temuan ini sangat penting. "Temuan paling penting adalah satu cangkir kopi sehari tampaknya aman bagi penderita A-fib, bukan bahwa kopi pasti protektif. Reaksi tiap orang berbeda," kata dia.
Meski demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti tidak melacak perbedaan kebiasaan olahraga atau diet, dan efek minuman berkafein selain kopi. Dr Marcus menyebut kemungkinan senyawa antiinflamasi dalam kopi, bukan hanya kafein, berperan menurunkan kekambuhan.

3 hours ago
2






































