Salah seorang petai di Kalurahan Bulurejo, Semin sedang memanen padi untuk masa tanam ketiga. Foto diambil 14 September 2025. Harian Jogja - David Kurniawan
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mencatat masih ada sawah seluas 533,3 hektare yang belum panen. Diprediksi masa panen baru terlaksana pada Oktober mendatang sehingga hasilnya dapat memenuhi target produktivitas gabah kering giling seberat 290.000 ton di tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, fenomena kemarau basah memberikan dampak positif terhadap sektor pertanian di Bumi Handayani. Pasalnya, lahan milik petani dinilai lebih produktif karena ketersediaan pasokan air yang mencukupi, meski sudah musim kemarau.
BACA JUGA: Tren Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Gunungkidul Meningkat
“Hujan masih sering turun sehingga berdampak baik terhadap pemeliharaan pertanian di Gunungkidul,” katanya, Kamis (25/9/2025).
Meski demikian, ia menggarisbawahi bahwa ada potensi serangan hama karena ketersediaan air yang mencukupi. Hanya saja, pihaknya sudah melakukan antisipasi melalui penyuluh lapangan terkait dengan potensi serangan hama organisme tanaman.
“Sudah disosialisasikan agar perawatan diintensifkan sehingga saat ada potensi serangan hama bisa langsung dicegah. Agar, hasil panen tetap bagus,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono. Menurut dia, produktivitas padi saat ini sangat bagus.
Hingga akhir Agustus sudah tercatat produksi seberat 286.000 ton gabah kering giling yang dihasilkan petani Gunungkidul. Jumlah ini masih bisa bertambah karena masih ada lahan padi seluas 533,3 hektare yang belum panen di masa tanam ketiga.
Diperkirakan, masa panen baru terealisasi pada Oktober 2025 mendatang. “Sekarang masih masa pemeliharaan. Sebab, masa tanamnya baru mulai akhir Juni hingga Juli, jadi panennya Oktober mendatang,” katanya.
Disinggung mengenai target produktivitas padi di tahun ini, Raharjo mengakui ada beban untuk menghasilkan seberat 290.000 ton gabah kering giling. Ia optimistis, target tersebut bisa terlampaui karena masa tanam masih berlangsung sehingga saat panen hasilnya akan meningkat.
“Tinggal sedikit karena akhir Agustus sudah tercapai 286.000 ton gabah kering giling. Jadi, kami yakin bisa terlampaui hasil panen di tahun ini,” katanya.
Sebelumnya, Salah seorang petani di Padukuhan Keringan Kidul, Bulurejo, Semin, Kuatno mengatakan, saat sekarang sudah memasuki masa panen padi di musim tanam ketiga. Meski belum menghitung secara pasti, namun dilihat secara kasat mata hasilnya bagus karena saat pemeliharaan tidak banyak diserang hama.
“Sudah memasuki masa panen. Padi yang ditanam jenis ciherang,” kata Kuatno.
Menurut dia, untuk tahun ini bisa panen tiga kali. Produktivitas meningkat tidak lepas adanya fenomena kemarau basah sehingga dapat menanam padi sebanyak tiga kali.
“Tahun lalu, setelah panen padi dua kali. Saya, menanam kedalai. Tapi, untuk tahun ini, berturut-turun menanam padi karena air masih mencukupi dan hasilnya juga bagus,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News