Presiden Prabowo dan Khidmah atas Kemerdekaan Palestina

1 hour ago 3

Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam konferensi internasional di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/9/2025).

Oleh : Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin, S. Ag., M.Si*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto melangkah megah di lantai marmer New York, menyampaikan gaung Indonesia di Sidang Umum PBB ke-80 dengan aura yang memukau dunia. Di podium tertinggi peradaban global itu, bangsa Nusantara tampil bukan sekadar penonton, melainkan sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan oleh segenap negara di muka bumi ini.

Kehadirannya menegaskan bahwa Indonesia adalah sahabat sejati bagi semua bangsa, sekaligus poros perdamaian yang suaranya tak bisa diabaikan. Momentum ini menunjukkan bahwa Indonesia telah beranjak dari stigma negara berkembang menjadi kekuatan yang disegani di dunia internasional.

Diplomasi Bebas Aktif dan Keberanian yang Menggema

Pengabdian Prabowo bukan untuk glorifikasi dirinya, melainkan untuk kemakmuran dan martabat rakyat Indonesia. Ia telah selesai dengan urusan dirinya, ketulusannya mengalir dalam setiap langkah, dari ruang istana hingga forum internasional. Ia datang ke markas PBB membawa pesan bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang berdiri kokoh di atas prinsip bebas aktif, siap bersahabat dengan siapa pun, tetapi tidak akan tunduk pada siapa pun juga.

Diplomasi yang dijalankannya mencerminkan keberanian luar biasa sekaligus kedalaman visi. Dari keputusan strategis bergabung dengan BRICS yang mengguncang Barat, menghadiri perayaan HUT Tiongkok dengan penuh kehormatan, hingga memilih undangan Presiden Vladimir Putin meski bersamaan dengan tawaran Amerika Serikat.

Selama bertahun-tahun, publik mengenal Sri Mulyani Indrawati sebagai wajah utama Indonesia di forum-forum ekonomi global. Kini, situasi berbeda. Prabowo Subianto sendiri yang tampil di New York, memasuki forum diplomasi tingkat tinggi dengan penuh keyakinan.

Ia berbicara bukan hanya soal fiskal atau ekonomi, tetapi menyeluruh tentang posisi dan peran Indonesia dalam percaturan global. Kehadiran ini memperlihatkan bahwa diplomasi Indonesia tidak lagi bergantung pada figur teknokrat, melainkan pada kepemimpinan presiden yang memahami strategi besar bangsa sekaligus arah geopolitik dunia.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|